Selayarnews.com – Gantarang Lalang bata merupakan salah satu dusun dalam wilayah administrasi desa Bontomarannu Kecamatan Bontomanai kabupaten Kepulauan Selayar. jarak dari Ibukota Benteng sekitar 35 km ke arah timur dengan pemandangan pebukitan yang elok. Dari sekian dusun yang dimiliki, dusun gantarang lalang bata cukup terpelosok dbanding dusun lainnya.
Diliat dari geografis, dusun ini berada di sebuah bukit paling timur daratan selayar yang untuk mengaksesnya, harus melalui medan yang sulit walaupun jarak tempuhnya hanya kurang lebih 3 km. akses jalan menuju dusun ini dapat diakses dengan jalan beton dengan lebar kurang lebih 3 meter.
Jika musim penghujan tiba, maka untuk sampai di dusun ini mesti berhati hati dikarenakan jalanan yang licin. dusun ini tidak dapat dilalui kendaraan dikarenakan untuk sampai harus memanfaatkan tangga batu. Dikarenakan berada di puncak bukit, perkampungan ini memiliki luas area perkampungan yang tidak begitu luas, hanya kurang lebih 100×500 meter yang dikelilingi tebing yang curam. di dusun ini dihuni kurang lebih 39 kepala keluarga yang mayoritas penghasilan keluarga dari bertani, berkebun dan beternak kambing, dalam waktu senggang juga ikut menangkap ikan di pantai bagian timur daratan selayar.
Dusun ini memiliki 13 orang anak yang bersekolah ditingkat Sekolah Dasar, 12 orang tingkat SMP dan 9 orang bersekolah di tingkat SMA, sehari harinya mereka pulang pergi kesekolah dengan menggunakan sepeda motor yang biasa mereka simpan di tempat parkir perkampungan dikarenakan kendaraan tidak dapat masuk ke perkampungan, tidak sedikit dari mereka juga mrmilih berjalan kaki sampai 4 km untuk sampai di sekolah, Di tengah perkampungan saat ini telah dibangun taman bermain anak (taman kanak kanak).
Tingkat pendidikan masyarakat dusun ini hanya sampai tamat SLTP dan SMA bahkan beberapa tidak lulus sd. Hal ini dikarenakan pada tahun sebelum 2000 belum ada sekolah tingkat SLTP dan SMA yang dekat (untuk bersekolah di tingkat SLTP dan SMA saat itu, penduduk harus bersekolah di kota Benteng).
Perkampungan ini juga belum dialiri listrik dari PLN sehingga sebagai penerangan, warga perkampungan memanfaatkan genset yang difungsikan pada malam hari sampai pukul 10 malam. Seluruh penduduk di dusun ini adalah penganut agama Islam, berdasarkan literatur dan hasil penelitian dan penelusuran sejarah menyimpulkan bahwa di dusun inilah pintu masuknya islam di wilayah Sulawesi Selatan pada tahun 1605 oleh Datu Ribandang yang berlayar dari kerajaan buton menuju kerajaan gowa. salah satu peninggalan Dato Ribandang yang masih ada sampai saat ini adalah masjid tua Gantarang Lalang Bata.
****
DA