Selayarnews– Adanya permintaan sumbangan dari PGRI Kepulauan Selayar Kepada Guru-guru memicu terjadinya pro dan Kontra. Hal ini mulai mencuat melalui Media Sosial Facebook yang diunggah akun @Olive vea di Grup Wajah Selayar(WS). Akun tersebut menyoroti adanya permintaan sumbangan PGRI di lingkup Disdikpora yang berdalih Porseni dengan mematok harga sumbangan dengan tiap golongan.
Di lampiran surat tersebut, sumbangan langsung di tujukan Kepada ketua cabang/cabang khusus PGRI se Kabupaten Kepulauan Selayar. Sumbangan tersebut dimaksudkan untuk kelancaran dan Keikutsertaan PGRI Kepulauan Selayar dalam kegiatan Porseni ke VI Tingkat Sulawesi Selatan di Kabupaten Soppeng pada bulan Juni 2023.
Adapun patokan sumbangan yang tertera dalam surat tersebut, Kepala sekolah dan PGRI Kabupaten Rp 350.000
Guru ASN dan P3k sertifikasi Rp.250.000
Guru ASN non sertifikasi Rp.150.000
Guru non ASN Rp.50.000.
Semenjak beredarnya surat tersebut pendapat-pendapat pro dan kontra pun bermunculan dari beberapa pihak.
“Ini organisasi PGRI berdiri hanya untuk pungut Iuran/sumbangan saja kah? Aspirasi Guru ASN dan Non ASN tidak pernah disuarakan. Anggota lain yang mau pergi, Orang lain yang disusahkan, padahal guru sudah mengeluh tiap bulan disuruh bayar iuran dengan dalih sumbangan inilah, itulah, tak ada habisnya” salah satu cuitan @Olive vea, di Facebook.
Disisi lain Ahmad Jufri, salah seorang Guru yang juga merupakan Anggota PGRI Kepulauan Selayar mengaku tidak keberatan dengan adanya sumbangan tersebut.
“saya sebagai guru yang bernaung di bawah organisasi PGRI, Saya tidak keberatan untuk menyumbang. untuk keikut sertaannya tim PGRI kep selayar ke Porseni di soppeng, yang jelas-jelas membutuhkan biaya yang tidak sedkit.” Katanya kepada Selayarnews Rabu(01/2/23)
Hal serupa di sampaikan oleh Nur Wahyudin selaku guru Non ASN non Sertifikasi. Meskipun tidak termasuk kategori penyumbang namun ia setuju dengan undangan tersebut,
“Setelah saya baca saya setuju dengan diadakannya pemberian sumbangan dalam menyukseskan keikutsertaan PGRI selayar dalam rangka PORSENI PGRI ke VI tingkt sulsel di Soppeng, yang tentu saja nanti atlet-atlet Selayar akan bersaing disana. ya, kalau beruntung, bisa menang setiap ajang lomba, lumayan untuk nama baik daerah,” Kata Wahyu.
Hal senada disampaikan oleh Muh. Jufri, bahkan ia menilai yang tidak mau menyumbang kemungkinan besar bukan seorang Guru.
“Yang tidak mau nyumbang itu, Mungkin dia bukan Guru, kedua dia Guru tapi tidak bernaung di organisasi PGRI, Ketiga dia Anggota PGRI tapi tidak bisa ikut serta di ajang porseni PGRI entah karna dia tidak lolos seleksi. Semua point di surat edaran masih wajar-wajar saja. Itu tidak wajar kalau honor yang tidak sertifikasi dimintai sumbangan.” Tutup jufri.
Sementara itu, Salah seorang Guru yang menolak disebutkan namanya mengaku, bahwa jika Guru-guru yang bernaung dibawah PGRI diminta pendapat secara terbuka, pasti tidak akan pernah berani berkomentar, karena Ketua PGRI itu sekarang juga Kadis Dikpora, mana berani kami komentar terbuka, kalau ketahuan pasti dimutasi atau paling tidak akan dipersulit saat pencairan sertifikasi.
” Jadi kalau komentar saya mau dimuat, karena saya tidak mau membohongi kata hati saya. Tolong jangan disebutkan nama saya. Karena kalau disebutkan, akan ada imbas negatif ke saya pribadi, meskipun sebenarnya saya berbicara jujur dari hati kecil saya. Kalau setiap ada event ada Sumbangan begini, terus uang Iuran bulanan dari ribuan guri di Selayar setiap Bulan buat apa?” ungkapnya.
Sementara itu Ketua PGRI Mustakim, yang juga adalah Kepala Disdikpora Kepulauan Selayar yang dikonfirmasi Selayarnews terkait pro dan kontra Sumbangan tersebut, hingga berita ini dirilis memilih bungkam dan hanya me”read” chat konfirmasi yang dikirimkan. (Rr)