Selayarnews.com – Senin, 31 Juli 2017 bertempat di Rayhan Royal Selayar, Balai Taman Nasional Taka Bonerate bekerjasama dengan Wildlife Conservation Society (WCS-Indonesia) selaku mitra yang memfasilitasi kegiatan penilaian (assessment) dalam rangka menilai sejauh mana pengelola kawasan telah secara efektif dikelola sejalan dengan tujuan pengelolaan yang telah ditetapkan pada saat kawasan ini ditunjuk.
Pelaksanaan penilaian (assessment) terhadap efektivitas pengelolaan, merupakan amanah yang tercantum dalam Convention of Biological Diversity (CBD) on Protected Areas, yang mempunyai target bahwa tahun 2010 sekurang-kurangnya 30 % dari Kawasan Konservasi di suatu negara sudah dilakukan penilaian efektivitas pengelolaan.
Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE) menargetkan peningkatan efektivitas pengelolaan minimal 70% pada 551 unit kawasan (27 juta Ha) saat ini pada tahun 2019.
Komitmen ini ditindaklanjuti dengan menerbitkan pedoman penilaian dan evaluasi dan ditetapkan melalui Perdirjen P.15/SET-KSDAE/2015 yang kemudian diterapkan sebagai dasar melakukan penilaian awal METT di Indonesia.
Untuk Kegiatan METT Balai Taman Nasional Taka Bonerate sendiri rencananya akan dilaksanakan selama 2 hari (31 Juli sd. 01 Agustus) dan dihadiri oleh 50 orang peserta yang terdiri dari Pemerintah Daerah, Perangkat Desa dalam kawasan TNTBR, Kelompok-Kelompok Pemberdayaan yang dibentuk oleh Balai TNTBR serta mitra Balai TN. Taka Bonerate.
Ir. Jusman (Ka. Balai TN. Taka Bonerate) membuka kegiatan tersebut sekaligus membawakan materi pertama tentang Pencapaian Kinerja Pengelolaan Balai TN. Taka Bonerate. Kemudian dilanjutkan materi kedua tentang gambaran Penilaian METT Kawasan Konservasi Indonesia oleh Iqbal Abadi Rasyid, S.Pt (Fasilitator Direktorat Kawasan Konservasi KLHK). Beliau menjelaskan METT dipilih karena metoda ini dibuat untuk menilai kawasan konservasi pada level site/lokal/lapangan, sehingga memungkinkan staf/petugas dari suatu kawasan konservasi menjawab pertanyaan-pertanyaan pada METT. Hal ini disebabkan METT dibuat sedemikian rupa sehingga mudah untuk diaplikasikan dan dijawab oleh para pengelola kawasan, tanpa perlu melakukan tambahan penelitian khusus.
Usai penyampaian materi, peserta melakukan diskusi dan membahas bersama mengenai Penilaian yang dibagi menjadi 6 Elemen kriteria yaitu Konteks, Perencanaan, Input, Proses, Output dan Outcome.
Di setiap kriteria tersebut juga dibagi menjadi beberapa pertanyaan guna memudahkan dalam penilaian.
Adapun perolehan total Nilai METT Balai TN. Taka Bonerate adalah 110 point dengan uraian konteks 88%, Perencanaan 93%, Input 86%, Proses 80%, Output 73%, Outcome 65% dengan Nilai Akhir efektifitas pengelolaan kawasan 73% (3% diatas nilai standar minimum yang telah ditetapkan Dirjen KSDAE Kemen LHK).
Diskusi berjalan seru dan alot dimana masing-masing peserta saling sanggah menyanggah. Meski demikian diskusi tetap berjalan lancar dan para peserta terlihat sangat antusias hingga memunculkan kesepakatan bersama untuk melanjutkan diskusi sampai larut malam. Pihak panitia sangat mengapresiasi kesepakatan peserta yang tentunya menunjukkan kepedulian terhadap pengelolaan Balai TN. Taka Bonerate yang lebih baik kedepannya.
*****
Citizen Reporter
Asri
Balai Taman Nasional Taka Bonerate