Selayarnews.com – MAKASSAR, Perhimpunan Alumni Arus Bawah Universitas Negeri Makassar (PERAHU) menggugat Ikatan Alumni (IKA) UNM versi Akbar Faisal dan Andi Jamaro Dulung.
Gugatan untuk tidak mengakui satupun dari versi IKA UNM itu menguat dalam rapat umum yang diikuti puluhan alumni fungsionaris lembaga kemahasiswaan UNM bertempat di Warkop Om Ben, Jalan Dg Tata, Makassar, Senin malam (2/1/2017).
ā
Menurut Irfan Palippui , mantan Presiden BEM UNM Periode ā2008-2009, baik Akbar Faisal maupun Andi Jamaro Dulung tidak tepat untuk percaya diri merepresentasikan organisasi yang mengatasnamakan alumni UNM. Pasalnya, motif mereka memimpin IKA UNM erat kaitannya dengan kepentingan politis Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel 2018 mendatang.
ā
“āSiapa kalian? Seenaknya mau datang merepresentasikan kami sebagai alumni hanya karena adanya momentum pilgub yang akan datang.ā Omong kosong representasi itu (IKA) karena representasi itu sifatnya politis.ā Banyak alumni yang tidak pernah diperdulikan oleh IKA,” kata Irfan mewakili alumni UNM.ā
Jutaan alumni UNM, jelasnya, tidak mengenal sosok Akbar Faisal maupun Andi Jamaro Dulung. Hampir seluruh alumni UNM tidak pernah merasakan kontribusi IKA UNM. Mayoritas alumni tidak merasa direpresentasikan oleh IKA UNM hingga hari ini.
Dia menerangkan, sebagai organisasi yang menghimpun alumni, IKA seharusnya berperan dalam mewadahi para alumni agar bisa berbakti dan mengabdi kepada bangsa āsesuai dengan visi dan misi IKA UNM. Faktanya, IKA UNM semenjak berdiri hingga saat ini tidak memberikan kontribusi apapun bagi alumni. Justru IKA menjadi komoditas politik setiap ada pagelaran demokrasi yang berlangsung di Indonesia khususnya Sulsel.ā
ā
“Di mana kepedulian IKA terhadap alumni yang masih terkatung-katung sebagai honorer? Di mana kepedulian IKA terhadap mereka yang sampai saat ini masih jadi pengangguran? Di mana kepedulian IKA bagi alumni yang bekerja di perusahaan-perusahaan swasta. Itu menjadi penanda betapa tidak pentingnya IKA UNM!” tandasnya.
PERAHU juga mengapresiasi itikad baik Rektor UNM, Prof Dr Husain Syam MTPā, untuk melakukan rekonsiliasi terhadap dua kubu yang berkonflik. Namun, langkah itu justru menambah ruwet kondisi dan tidak menjawab keresahan mayoritas alumni.
ā
“Selama ini yang dianggap sah sebagai alumni hanya orang-orang tertentu.ā Hanya mereka yang dianggap sukses. Sementara jutaan alumni yang tidak masuk dalam kategori itu, sampai saat ini masih terpinggirkan dari IKA UNM. Rektor seharusnya fokus meretas keresahan-keresahan itu, bukan sibuk berupaya meloloskan salah satu kandidat menjadi Ketua IKA demi semata-mata mengejar akreditasi dan memperluas koneksi ke orang-orang elit negeri ini,” tambah Nurcholis IR, Ketua Maperwa UNM Periode 2008-2009ā. (*)