Selayarnews.com – Manajemen waktu yang baik merupakan salah satu tolak ukur kesuksesan pelajar. Ini karena sukses tidaknya seorang pelajar akan sangat ditentukan dengan sejauhmana mereka mampu mengatur waktunya, kapan waktu untuk belajar, kapan waktu untuk berorganisasi, kapan waktu untuk bermain, juga kapan waktu untuk bercengkerama dengan keluarga dan kolega. Oleh karena pentingnya mengatur waktu dengan baik dan optimal, pepatah Arab, mengibaratkan waktu dengan pedang yang apabila kita tidak bisa menggunakan waktu dengan baik, ia akan memotong kita.
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Amsterdam baru baru ini (Sabtu, 08 April 2017) menyelenggarakan kegiatan bertajuk, Ngobar (ngopi dan ngobrol bareng) seputar time management for students’ (manajemen waktu bagi pelajar). Kegiatan yang ditutori oleh Meta Zahro Aurelia, M.Sc (PH.d candidate in Psychology Vrije Univeristy Amsterdam) ini dilaksanakan secara outdoor di alam terbuka Vondelpark Amsterdam dan dihadiri sedikitnya oleh 35 pelajar Indonesia yang tengah menempuh studi di Belanda.
Fahmi Fathurrahman (25), selaku ketua PPI Amsterdam menegaskan pentingnya kegiatan ini bagi mahasiswa, terlebih bagi mahasiswa yang studi di eropa melaui beasiswa negara. Saya meyakini bahwa mahasiswa yang baik perlu memiliki manajemen waktu yang baik agar apa yang dikaji dan dipelajari bisa didapat dengan baik dan optimal, apalagi bagi kita yang tengah menempuh studi di eropa melalui beasiswa negara, seperti beasiswa LPDP, MoRA atau lainya,. Tegasnya
Lebih jauh lagi, Fahmi juga tekankan agar para peserta yang hadir bisa mengambil manfaat dari kegiatan ini agar nantinya dapat diterapkan dalam pola manajemen waktu sehari-sehari, tambahnya.
Secara umum, kegiatan ini terdiri dari tiga sesi. Sesi pertama, adalah sesi pembukaan dan penjelasan umum tentang tujuan dan manfaat diselenggarakanya acara. Meta Zahro Aurelia, M.Sc, selaku tutor mengawal acara dengan menjabarkan bagaimana seharusnya seorang pelajar mengatur waktu, hingga mengenali prioritas tugas dan kegiatan sehari-hari.
Pada sesi selanjutnya, peserta diajak untuk mengkalsifikasikan tugas dan kegiatan sehari-hari (to-do list) mereka kedalam empat kategori, important-urgent, important-non urgent, unimportant-urgent dan unimportant-not urgent. Melalui klasifikasi ini, peserta nantinya bisa memetakan mana tugas/kegiatan yang penting dan urgen untuk diselesaikan dan mana tugas/kegiatan yang dianggap tidak penting dan tidak perlu dikerjakan.
Menurut Meta, kemapuan mengelempokan tugas dan kegiatan sehari-hari dalam empat kategori tersebut akan sangat mempengaruhi sukses tidaknya kita dalam mengatur pola waktu hidup sehari-hari.
Acara beranjak ke sesi terakhir dimana peserta diajak untuk mendiskusikan hal-hal apa saja yang harus dilakukan manakala menghadapi suasana panik saat menghadapi tugas dan kegiatan yang menumpuk (kejar deadline). Ada beberapa solusi yang ditawarkan oleh tutor, antara lain dengan melakukan powernap (tidur sesaat), relaksasi, olahraga secukupnya hingga mind talking (Relaksasi pikiran). Meta lebih jauh lagi menegaskan bahasanya empat kegiatan ini, menurut banyak pakar psikilogi, dirasa cukup ampuh untuk membantu mengurangi stress dan panik saat menghadapi kejar deadline karena tugas dan kegiatan yang menumpuk.
Chekat Fahmi Rosyadi, Peserta kegiatan (Candidate Master Vrije University Asmterdam), menilai kegiatan semacam ini dirasa ampuh untuk menekan aksi bunuh diri pelajar di eropa yang kian marak terjadi. Menurutnya,banyaknya pelajar asing yang melakukan aksi bunuh diri, salah satunya disebabkan karena mereka gagal dalam mengatur pola waktu hidup mereka.
Terlepas dari faktor-faktor lainya, saya melihat aksi bunuh diri pelajar yang saat ini semakin marak terjadi di eropa salah satu penyebabnya adalah karena time management yang buruk. Banyak tugas yang harus dikerjakan namun mereka bingung harus memulainya darimana. Oleh karenanya, Apabila mereka sukses membagi waktunya dengan baik, semua program dan kegiatan akademik dan lainya akan berjalan dengan baik dan lancar tegasnya.
Adibah Santosa, mahasiswi S1 asal Jawa Tengah, juga mengapreasisi terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya bermanfaat, tetapi juga menarik, karena diselenggarakan di alam terbuka. Kegiatan yang bermanfaat ini jadi menarik karena dikemas secara santai dan diselenggarakan di alam terbuka. ucapnya.
****
Dito Alif Pratama
Mahasiswa Master Vrije University Amsterdam