Selayarnews – Untuk menepis isyu larangan makan ikan secara keseluruhan dan menegaskan bahwa ikan yang dijual di Kawasan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bonehalang aman untuk dikonsumsi, Wakil Bupati Kepulauan Selayar H. Saiful Arif mengunjungi Kawasan tersebut, selanjutnya makan ika bersama para penjual dan Nelayan, hari ini Sabtu (21/01/2023)
Selain Wakil Bupati, turut hadir dalam kegiatan bakar ikan dan makan bersama tersebut, Kadis Perikanan, Kasat Polairud, serta Danpos Angkatan Laut Kep Selayar, beberapa staf Pemkab, serta para Penjual, Nelayan dan pengunjung pasar.
Pada kesempatan tersebut Wabup H. Saiful Arif menyampaikan permohonan maaf bilamana himbauan yang dikeluarkan banyak disalahtafsirkan dan berdampak pada sejumlah pihak.
” Jadi kami tegaskan bahwa ikan yang di TPI ini aman dikonsumsi, Kami mohon maaf bilamana ada pihak yang merasa dirugikan, karena ini adalah tugas Pemerintah untuk memberikan Pelayanan informasi kepada Masyarakat seluruh komponen, baik masyarakat sebagai penjual maupun masyarakat sebagai Pembeli” kata Wabup, Usai makan ikan bersama” tegas Wabup, Sabtu (21/01).
Sebelumnya himbauan Wabup untuk tidak mengkonsumsi ikan yang ditemukan mati di Pantai Benteng utara, berkembang di Media sosial seolah-olah Pemerintah melarang makan ikan secara keseluruhan. Hal ini bahkan menimbulkan protes dari para penjual ikan di Kawasan TPI karena tidak adanya pembeli.
Terpisah, Kabid Humas Diskominfo, Andi Sandra Esty Abriany menjelaskan bahwa informasi tentang munculnya berbagai persepsi atas imbauan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar yang intinya untuk sementara waktu tidak mengkomsumsi ikan, yang diambil pada lokasi-lokasi, air laut yang berwarna hijau, telah kami terima dan kami baca juga, sehingga sangat penting untuk diluruskan.
” Bahwa imbauan Wakil Bupati disampaikan setelah Beliau meninjau langsung lokasi di Benteng Utara, dimana terjadi pertama kali fenomena perubahan air laut menjadi warna hijau muda. Dan didapati telah banyak warga berada disana yang menangkap ikan, utamanya ikan-ikan yang terlihat teler. Wakil Bupati juga memantau banyak ikan mati dipantai. Sehingga Wakil Bupati menyampaikan agar warga tidak langsung mengkonsumsi ikan yang diambil, karena masih sementara diuji apa penyebab matinya ikan dan berubahnya warna air laut. Antisipasi jangan sampai berbahaya bagi manusia jika langsung di konsumsi” itu yang disampaikan Pak Wakil dan jelas dalam rekaman video dokumentasinya, tegas Kabid Humas, Jumat (20/1/2023).
Jadi bukan himbauan atau larangan makan ikan seperti yang ramai diperbincangkan dimedsos, bahkan himbauan tersebut dituding warganet sebagai penyebab munculnya kekhawatiran warga hingga tidak mau mengkonsumsi ikan laut.
Himbauan tersebut diambil sebagai langkah antisipasi atas maraknya warga yang mengambil ikan yang terlihat mabuk dan mati dipinggir-pinggir pantai pada sekitar zona air laut yang berubah warna menjadi hijau, sementara belum diketahui pasti berbahaya atau tidak.
“Jadi imbauan pemerintah itu dimaksudkan untuk ikan-ikan mabuk dan mati dilokasi itu yang kemudian diambil warga,” jelas Andi Esty saat dikonfimasi pada awak media, Jumat (20/1)
Lanjut dikatakan, bahwa sampel air laut dan ikan yang diambil dilokasi tersebut sudah dikirim ke Laboratorium di Makassar dan saat ini masih diuji di laboratorium oleh pihak berwenang.
“Infonya, Hari Selasa (24/1) baru ada hasil itu hasil konfirmasi kami pagi tadi, kita tunggu hasilnya sama-sama, semoga semuanya sesuai yang kita harapkan, aman” ungkapnya
Pada dasarnya, kata Andi Esty Pemerintah harus hadir dan mengambil keputusan secepatnya, apalagi menyangkut masyarakat secara umum.
“Jika Pemerintah tidak mengeluarkan imbauan dan tiba-tiba ikan tersebut berbahaya bagi kesehatan masyarakat, kan yang disalahkan pasti Pemerintah lagi, kenapa tidak mengingatkan warga” pungkasnya. (Res/hms)