Selayarnews.com – Sampah plastik kini menjadi momok menakutkan bagi lingkungan. Sampah ini kerap berserakan lantaran penangan yang kurang tepat. Indonesia bahkan didapuk sebagai negara nomor dua penyumbang sampah plastik di lautan.
Namun, lain di tangan Aspah, warga Rajuni Ki’di Desa Rajuni, Kecamatan Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar. Ia mengubah sampah plastik nonekonomis, menjadi paving blok yang tak hanya sebagai hasil inovasi, melainkan juga benilai ekonomis.
“Bahan bakunya menggunakan limbah atau sampah plastik nonekonomis, yang dicampur dengan limbah sterefoam dan pasir,” kata Aspah.
Selain dari sisi ekonomis, inovasi ini juga menjadi cara jitu “menyingkirkan” sampah plastik yang sukar diatasi.
Plastik bekas kemasan air mineral memang merupakan salah satu material sampah yang sangat mudah di jumpai di setiap pulau-pulau kecil dan di lautan, bukan tanpa alasan mengapa masyarakat di kepulauan banyak mengkonsumsi air mineral yang di kemas dengan gelas pelastik sekali pakai.
Saat musim kemarau seperti saat ini, air gelas merupakan salah satu produk yang digemari oleh masyarakat yang bermukim di pulau-pulau yang sumber air tawar sangat terbatas. Pulau Rajuni Ki’di Desa Rajuni Kawasan Taman Nasional Takabonerate Kabupaten Kep Selayar merupakan salah satu pulau yang penduduknya banyak mengkonsumsi air kemasan/gelas.
“Di pulau ini memang tidak ada sumber air tawar, masyarakat setempat hanya mengandalkan air hujan yang di tampung saat musim penghujan. Di musim kemarau masyarakat mengkonsumsi air mineral dalam kemasan (botol dan gelas) sekali pakai Hal itu akan menyebabkan volume sampah pelastik khususnya kemasan gelas dan botol yang melimpah”Tambahnya.
Aspah yang juga terlibat di dalam kelompok “Model Desa Konservasi Rajuni” dan pengelola Bank Sampah yang ada di Desanya mengaku belajar cara mengolah sampah plastik jadi bahan berharga hasil belajar otodidak dan referensi youtube.
Walaupun saat ini Aspah masih menggunakan alat yang sangat sederhana namun dia tetap yakin bahwa dengan berproses dan tetap konsisten insya Allah kedepan sarana untuk produksi batako dari limbah pelastik akan semakin moderen.
*****
Baim