Selayarnews– Seorang pemuda asal kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Muhammad Ilham Kahar menerbitkan bukunya yang berjudul “Makam Untuk Segala Rindu”. Buku tersebut sebetulnya sudah terbit sejak 2021 yang lalu untuk cetakan pertama, dan Di Bulan Maret 2023 kembali terbit untuk cetakan ke dua.
“Entah Kapan Waktunya Tiba, Aku Kembali Ke Butta Tanadoang” sebuah kutipan dari puisi berjudul Makam Untuk Segala Rindu, yang kemudian digunakan oleh Ilham sebagai Judul Naskah ini kurang lebih menjadi kata kunci dari buku ini.
Dalam kata pengantarnya Ilham menuliskan bahwa tulisan tersebut adalah penggalan masa lalu yang selalu memberi pelajaran, tersedia Gambar/foto yang menurutnya adalah jejak langkah yang tak pernah putus dalam setiap perjalanan yang keras kepala.
Dengan kata lain Makam Untuk Segala Rindu hadir sebagai cara penulis mengungkapkan cintanya, Kepada Ibu,Kepada Tanah kelahiran, Kepada Kekasih, bahkan Kepada Hidup. Sebanyak 111 puisi yang ditulis oleh Ilham, Antologi Puisi ini merupakan Buku pertamanya setelah beberapa tahun memungut kalimat.
Makam Untuk Segala Rindu, merupakan kumpulan puisi yang ditulis dengan bahasa yang amat sederhana. Namun di balik kesederhanaan tulisan ini, sangat tak menghilangkan makna termahal yang dapat dipetik ketika kita membacanya.
Rezki Awalyah, salah satu pembaca puisi-puisi Muh.Ilham Kahar, mengatakan bahwa karya tersebut adalah karya yang cukup sederhana namun ditulis dengan banyak cinta dan sedikit keras kepala.
“Di halaman pertama, sungguh bait puisi yang sangat sederhana namun sarat makna. Dahi tidak perlu berkerut, otak tidak perlu banyak berpikir untuk menelaah tulisan-tulisan Ilham dalam Makam Untuk Segala Rindu.” pungkasnya Kepada Selayarnews pada Rabu,(29/03/23).
Andre Suardi Piongdjongi, Penulis dan Pembaca Puisi di Kabupaten Kepulauan Selayar, juga menyampaikan apresiasinya atas buku ini. Menurutnya buku ” Makam Untuk Segala Rindu” sangat layak dirindukan untuk menjadi koleksi pada rak-rak buku khususnya bagi anak-anak muda di Selayar.
Menurutnya, Muh. Ilham Kahar telah menceritakan perjalanan dan perjuangan hidup seorang Pemuda Selayar yang berjuang di kota Metropolitan. Melalui pilihan kata yang tepat dan sederhana ia mengungkapkan perjuangan bukan hanya tentang anak pulau yang kemudian dituntut untuk bergelut dengan perkembangan digitalisasi, lebih dari itu ia juga mampu mengungkapkan bagaimana kerinduan memberinya kekuatan.
” Engkau bilang pada saya, Jangan Takut Gagal, semua orang pernah mengalami itu, engkau hanya perlu bangun dan melakukan sekali lagi”. Kutipan kalimat dalam Puisi berjudul IBU dalam buku ini mengisyaratkan bagaimana Ilham, mampu menjadikan kenangan-kenangan tentang Ibunya, kata-kata dan pesannya, memberikan spirit yang kuat baginya. Kekuatan itu diperkuat lagi pada bait Puisi Doa Terakhir ” Tubuhmu dua tiga patah kata, membentuk setapak, menaungi jejak Kaki anak-anakmu, yang liung dan halbrur”.
Dari segi sastra, Andre menilai Ilham telah mewakili anak millenial di zamannya, dalam karyanya juga telah menunjukkan ekspresi kebebasan dalam menuangkan ide dan gagasan.
” Sastra sebagai bagian dari seni telah berkembang sesuai dengan spirit peradaban, Muh. Ilham Kahar cukup mampu menunjukkan keterwakilan Generasi Millenial, untuk menunjukkan ekspresi kebebasan dan keluwesan dalam berkarya” kata Andre S.P, Rabu 29/03.
Berikut info detail bukunya.
Malam Untuk Segala Rindu
Penulis : Muhammad Ilham Kahar
Penerbit : Lintas Nalar,Cv
Ukuran : 14 x 20 cm
ISBN : 978-623-7212-74-4
Terbit : February 2021(Cetakan pertama)
Maret 2023 (Cetakan kedua)
Untuk memesannya bisa langsung DM Via Instagram @m.ilhamkahar. (Rr/red)