Selayarnews– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi ancaman kekeringan akan terjadi di Sejumlah Wilayah di Indonesia. Khusus di Sulawesi Selatan, ada 9 daerah yang perlu waspada.
BMKG mencatat, saat ini sekitar 20% wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau, diantaranya Aceh, Sumatra Utara, Riau, pesisir utara dan selatan Pulau Jawa, Bali bagian Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan sebagian Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memberikan peringatan khusus untuk 3 wilayah, yang diprediksi mengalami kekeringan selama 5 bulan, mulai Juni sampai bulan Oktober 2024.
“Curah hujan sangat rendah pada Agustus 2024 berpotensi terjadi di Lampung , Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian Sulawesi Selatan dan Tenggara.” Kata Dwikora, dikutip bmkg.go.id, Kamis (30/5/2024).
Karena itu, dia meminta pemerintah gerak cepat melakukan mitigasi mengatasi dampak kekeringan.
“Pada Oktober 2024 kondisi serupa di sebagian Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Timur. Dimulai dari Juni hingga Oktober. Ini perlu disiap siagakan, perlu mitigasi khusus dampak kekeringan,” tambahnya mengingatkan.
Ia mengatakan, daerah yang masih mengalami hujan atau transisi dari musim hujan ke musim kemarau, perlu segera mengoptimalkan secara lebih masif upaya untuk memanen air hujan.
“Melalui tandon-tandon/ tampungan-tampungan air, embung-embung, kolam-kolam retensi, sumur-sumur resapan, dan sebagainya, seiring dengan upaya mitigasi dampak kejadian ekstrem hidrometeorologi basah yang sedang dilakukan,” ujarnya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar memprediksi ada 9 kabupaten/kota di Sulsel yang berpotensi mengalami kekeringan pada puncak musim kemarau tahun ini.
Sembilan kabupaten/kota tersebut yang berada di wilayah Sulsel bagian selatan dan barat, yakni Parepare, Soppeng, Barru, Pangkajene dan Kepulauan, Maros, Makassar, Gowa, Takalar dan Jeneponto.
Wilayah itu memasuki musim kemarau lebih awal yakni di bulan Juni 2024 dan puncak kemarau terjadi pada Agustus 2024.
“Sesuai dengan statement BMKG Pusat, bahwa mulai Juni masyarakat dan pemerintah daerah di Sulsel, khususnya (lebih awal) di Sulsel bagian barat dan Sulsel bagian selatan untuk mewaspadai dampak ikutan dari curah hujan rendah, ” Ungkap Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar, Rizky Yudha.
Sebaliknya, terdapat 12 daerah yang masih berpotensi memiliki curah hujan tinggi, yaitu Luwu Utara, Toraja Utara, Palopo, Luwu, Enrekang, Sidenreng Rappang, Wajo, Bone, Sinjai, Bulukumba dan Bantaeng, dengan curah hujan berkisar 300 hingga lebih dari 500 milimeter (mm).
Khusus Kabupaten Kepulauan Selayar, BMKG tidak merinci apakah masuk ke daerah dengan ancaman kekeringan atau sebaliknya bercurah hujan tinggi.
(Red)