Selayarnews.com – Bontomatene adalah sebuah kecamatan di kabupaten kepulauan Selayar Sulawesi Selatan. Sejak zaman orde baru, sudah menjadi tradisi tahunan melakukan rangkaian kegiatan memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Mulai dari pertandingan diberbagai cabang olahraga, pentas seni, serta ikut serta dalam upacara pengibaran bendera hingga gerak jalan bersama yang diikuti oleh berbagai kelompok elemen masyarakat seperti sekolah-sekolah dan instansi pemerintah setempat.
Tahun ini, ada sedikit hal yang cukup istimewa terkait acara gerak jalan bersama dalam rangka HUT RI ke 73 di kecamatan Bontomatene ini. Sekelompok bapak-bapak dan ibu-ibu berusia menjelang 50 tahun-an, terlihat serius mengikuti gerak jalan bersama yang diadakan di Batangmata, ibukota kecamatan. Dari raut-raut mukanya pun bisa terbaca bahwa mereka berasal dari latar belakang serta profesi yang berbeda-beda.
Dari pita selempang yang dipakai oleh peserta yang berdiri di barisan paling depan, tampak dengan jelas terlihat tulisan, “Alumni Angkatan 87 SMPN 1088 Batangmata”. Ya, mereka adalah anggota Ikatan Alumni SMPN Batangmata angkatan tahun 1987, yang sekarang bernama SMPN I Bontomatene. Persaudaraan yang begitu erat terjalin menjadi pemacu kelompok generasi berusia di kisaran 47 tahun-an ini untuk ikut memeriahkan peringatan HUT RI ke 73.
Anggaplah ini bagian dari perwujudan rasa kesyukuran kami akan nikmat kemerdekaan Republik Indonesia, kilah Andi Rusdin, seorang dari mereka. Rasni, salah seorang peserta wanita berujar, “Sekalian untuk semakin mempererat hubungan persaudaraan kami sesama alumni angkatan 87 SMPN Batangmata”. Dari interaksi mereka, terlihat keakraban selayaknya teman-teman sepermainan, tanpa peduli usia sudah jauh dari kategori golongan muda.
Kelompok ini menjadi pusat perhatian tersendiri dari masyarakat yang berdiri menonton pertunjukan di sepanjang jalan utama yang dilalui peserta gerak jalan tersebut. Keunikan dari faktor usia, serta postur tubuh yang sudah beragam, menjadi magnet utama perhatian masyarakat. Khususnya yang berpostur tubuh besar, sudah terlihat nyata wajah lelah tanpa mengurangi kekhusukan mengikuti acara.
Abu Thalib, seorang pegawai KPUD Selayar yang menjadi ketua ikatan alumni ini pun bercerita. Tujuan paling utamanya memang untuk lebih mempererat hubungan persaudaraan di antara kami. Ikatan kekeluargaan yang kuat itu yang menjadi pendorong anggota sehingga siap ikut serta walaupun datang dari berbagai kampung, bahkan pulau terpisah dari daratan pulau Selayar. “Tuh Rasni bahkan datang dari Malaysia”, ujarnya sambil menunjuk seorang peserta yang dimaksud.
Tak lupa pula Abu sedikit memaparkan latar belakang dan aktifitas organisasi mereka. Disamping telah mengadakan reuni bersama yang mengundang bapak dan ibu guru, mereka pun secara rutin menggelar acara arisan yang diadakan dari kampung ke kampung di seluruh pelosok pulau Selayar. Dan anggota yang aktif pun termasuk lumayan banyak untuk ukuran alumni SMP yang seangkatan. Di samping itu, kamipun kompak termasuk mengadakan acara bakti sosial. Contohnya, saat ada bencana kapal Feri karam, kami bersatu mengumpulkan dana dan menyalurkannya dari kampung ke kampung kepada keluarga korban. Karena kami punya ratusan anggota dan memiliki sejenis cabang yang tersebar di berbagai daerah dan kota seperti Makassar, Jakarta, Palu, Papua, Kalimantan Timur, Batam, Bulukumba dan Sinjai, sambungnya. “Ibarat lidi, karena jumlahnya banyak, bila bersatu bisa menjadi sebuah sapu yang kuat dan lebih bermanfaat”, demikian Abu menutup dengan sedikit berfilsafat.
Ternyata keragaman Alumni SMPN Batangmata angkatan 87 tidak menjadikan mereka terkotak-kotak, melainkan justru menjadi perekat, bersinergi membawa hal yang positif. Salah seorang peserta bernama Agus Salim menambahkan keterangannya bahwa dari sisi profesi, mereka memang sangat beragam.
Dari PNS sampai pegawai kontrak instansi pemerintah. Ada ibu rumah tangga dan ada ustadz. Pun ada pedagang, petani, nelayan, polisi, tentara, pengusaha, karyawan swasta, dan bahkan juga ada tukang becak. Tapi kami selalu berusaha untuk tetap saling berangkulan, ujar Agus dengan senyumnya yang khas.
Keikutsertaan Ikatan Alumni Angkatan 87 SMPN Batangmata dalam kegiatan peringatan HUT RI ke 73, ditambah beberapa cerita terkait komunitas ini, memberi sebuah pelajaran bahwa siapapun bisa berbuat hal yang positif sesuai peran masing-masing. Dan seperti kata Sang ketua, Abu Thalib, lidi yang tidak begitu berguna, bila bersatu membentuk sapu, akan menjadi kuat dan lebih bermafaat, menyampaikan pesan bahwa keberagaman bisa diformat menjadi sebuah kekuatan dengan menyatukan niat dan tujuan. (R)