Benteng – Wabah bencana non alam yang terjadi sejak awal tahun 2020 menyebabkan beberapa sektor mengalami perubahan. Baik dari segi kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan dan juga sektor lainnya.
Hal yang sangat dirasakan oleh masyarakat khususnya di Kabupaten Kepulauan Selayar adalah di sektor ketenagakerjaan.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepulauan Selayar, jumlah pengangguran tahun 2020 mengalami peningkatan. Hal itu dijelaskan oleh Joko Siswanto selaku Kepala BPS Kabupaten Kepulauan Selayar.
“Karena Covid-19 ini kan tidak bisa dipungkiri bahwa jumlah pengangguran itu meningkat mulai dari level nasional, provinsi hingga level kabupaten/kota terjadi pelonjakan,” Ungkapnya saat dikonfirmasi, Selasa (8/6).
Dari hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) periode Agustus 2020 yang dilakukan oleh BPS, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Kepulauan Selayar mengalami peningkatan menjadi 2,44% .
“BPS melakukan pengukuran pengangguran 2 kali dalam setahun, yaitu di bulan Februari dan Agustus. Namun untuk angka pengangguran kabupaten/kota hanya diukur di periode Agustus saja. Di bulan Agustus tahun 2019 jumlah pengangguran di Selayar sebesar 1,10 % dan naik menjadi 2,44% di bulan agustus 2020 atau sebanyak 1.702 orang. Salah satu penyebabnya akibat adanya Covid. Sementara untuk penduduk bekerja di Kabupaten Kepulauan Selayar ada sebanyak 68.156 orang. Meskipun persentase pengangguran meningkat di Kabupaten Selayar, namun persentasenya termasuk terendah ke-2 setelah Kabupaten Jeneponto” Jelasnya.
Ia juga melanjutkan, untuk sulsel naiknya cukup signifikan periode agustus 2019 4,62% meningkat pada tahun 2020 sebesar 6,31% jadi naik hampir 2 poin persen.
Dengan adanya pandemi Covid-19 penurunan pertumbuhan ekonomi mulai terlihat sejak diberlakukannya pembatasan aktivitas. Hal ini terlihat dari perekonomian Sulawesi Selatan yang mulai mengalami kontraksi (penurunan) di triwulan 2-2020. Dan terus berlajut sampai akhir 2020, dimana ekonomi Sulawesi Selatan mengalami penurunan sebesar -0,70%. Demikian juga di Kabupaten Kepulauan Selayar yang juga mengalami kontraksi lebih dalam dilevel -1,78%. Penurunan tersebut juga berdampak pada dinamika ketenagakerjaan di Sulawesi Selatan maupun di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dari penduduk usia kerja yang mencapai 6.744,9 ribu orang di Sulawesi Selatan, terdapat 801,3 ribu orang yang terdampak Covid-19 atau 11,9 persen. jumlah laki-laki yang terdampak Covid-19 lebih besar hampir 1,3 kali lipat dibanding perempuan dan penduduk usia kerja yang terdampak di perkotaan sebesar 16,15 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan yakni 8,45 persen.
“Penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 tersebut dikelompokan menjadi 4 komponen yakni pertama adalah penganggur, kedua bukan angkatan kerja yang pernah bekerja yang pernah berhenti bekerja pada Februari hingga Agustus 2020, ketiga adalah penduduk yang bekerja dengan status sementara tidak bekerja dan yang keempat adalah penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja. Kondisi ketiga dan keempat adalah dampak pandemi yang dirasakan mereka yang saat ini masih bekerja dan kondisi pertama dan kedua adalah dampak pandemi bagi mereka yang berhenti bekerja,” Paparnya.
Bolls






















