Selayarnews– Kabar tak sedap datang di Pulau Rajuni menjelang event tahunan “Dive Camp” di Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, Kepulauan Selayar. Seorang nelayan diduga dianiaya oleh oknum petugas.
Dilansir dari Tvonenews, dalam artikel “Dituding Pelaku Illegal Fishing Perahu Nelayan Diduga Dirusak dan Dipukuli Petugas di Kawasan Takabonerate” yang dipublikasi Senin (13/6/2022), nelayan diburu oleh petugas karena diduga melakukan illegal fishing, hingga mengalami luka serius dibagian leher dan kepala.
Kabar tak sedap itu sontak menuai kecaman dari berbagai pihak, salah satunya anggota Kerukunan Keluarga (Kekar) Bajo Selayar, Muh Yakub. Ia menyampaikan tindakan kekerasan yang dialami oleh warga Pulau Rajuni sangat tidak manusiawi.
“Seharusnya petugas melakukan pendekatan persuasif, jangan mempertontonkan premanisme kepada masyarakat,” tutur Yakub, Senin (13/6).
Lanjut Yakub, pihak Balai Taman Nasional Taka Bonerate yang sudah 30 Tahun mendiami dan berinteraksi dengan masyarakat kawasan seharusnya sudah dewasa dalam menanggapi hal seperti ini, atau lebih mengedepankan tindakan persuasif, karena masih dugaan atau belum terbukti.
“Kami akan melakukan upaya advokasi atas tindakan sewenang-wenang petugas kepada saudara kami di Pulau Rajuni,” jelasnya.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Bidang Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan, Andi Mei Agung Mappasessu, melalui saluran telepon ia mengatakan sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh petugas di Pulau Rajuni.
“Sebagai pengayom dan pelindung masyarakat, sudah seharusnya menjadi kewajiban petugas melakukan tindakan persuasif. Apalagi dalam aspek hukum dikenal azas praduga tak bersalah, mestinya itu yang diterapkan,” ujarnya.
Putra daerah Kepulauan Selayar yang saat ini meniti karir di Provinsi Sulsel berharap pemerintah setempat segera menindaklanjuti kasus ini, agar kabar tak sedap ini tidak menjadi bola liar opini publik.
Sementara Kapolsek Taka Bonerate, IPDA Hasan saat ditanya soal kabar ini menjawab pihaknya sedang melakukan penyelidikan.
Dan saat tim hendak menanyakan kabar tak sedap ini ke Kepala Balai Taman Nasional Taka Bonerate, Faat Rudhianto melalui pesan WhatsApp (WA), disayangkan kontak WA Pewarta telah diblokir oleh Kepala Balai TNTB. (AJ)























