Selayarnews-Badan Pusat Statistik, Sulawesi Selatan merilis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sulsel pada tahun 2020 hingga 2021, yang diterbitkan pada Januari 2022.
Data tersebut menunjukkan, IPM Kepulauan Selayar mengalami peningkatan 0,56 Persen dari tahun sebelumnya, dengan kumulasi 67,76 Persen.
Sementara untuk Persentase Penduduk Miskin per Kabupaten/Kota di Sulsel. Kepulauan Selayar pada tahun 2020 hingga 2021 mengalami penurunan sebesar 0,03 Persen, dengan kumulasi 12,45 Persen.
Wakil Bupati Kepulauan Selayar, H. Saiful Arif menyampaikan banyak penyebab sehingga IPM di Kepulauan Selayar kurang mengalami pertumbuhan secara signifikan dalam setahun terakhir.
“Banyak hal yang mempengaruhi, diantaranya aspek pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat,” kata Saiful Arif saat dihubungi Selayarnews, Senin (14/3).
Pada indeks Pendidikan, menurut Saiful Arif dipengaruhi oleh kurangnya perguruan tinggi di Selayar. Saat ini, Pemerintah Kepulauan Selayar sedang gencarnya memacu peningkatan IPM bidang pendidikan.
“Kurangnya perguruan tinggi di Selayar, siswa-siswa kita yang telah menyelesaikan pendidikan di sekolah-sekolah yang ada di Selayar lebih memilih melanjutkan studi di daerah lain, ini berpengaruh pada aspek pendidikan kita. Saat ini kita berupaya untuk meningkatkan itu, dengan berdirinya Kampus Unhas yang telah memasuki semester kedua, ditambah didirikannya perguruan tinggi Muhammadiyah, ITSBM Selayar,” pungkasnya.
Sedangkan aspek kesehatan, Saiful Arif mengatakan telah berdiri Rumah Sakit Pratama Jampea yang telah beroperasi, dan RS Pratama Bonerate yang sementara dalam proses pembangunan.
“Pada aspek kesehatan, RS Pratama Jampea sudah beroperasi. Sedangkan RS Pratama Bonerate akan dibangun tahun ini, kami upayakan pengadaan tenaga handal untuk mengisinya,” ujarnya.
Sementara untuk aspek daya beli masyarakat, menurut Saiful Arif, pemerintah tengah gencar menggelar pelatihan dan pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
“Untuk peningkatan daya beli, kami menggencarkan pelatihan serta memberdayakan Bumdes,” tutupnya.
Untuk diketahui, IPM erat kaitannya dengan jumlah penduduk miskin tiap daerah. IPM yang rendah akan berakibat pada rendahnya produktivitas kerja penduduk. Produktivitas yang rendah berakibat pada rendahnya perolehan pendapatan. Sehingga dengan rendahnya pendapatan menyebabkan tingginya jumlah penduduk miskin. (AJ)