Selayarnews – Malam Taman Pusaka Benteng menjadi saksi lantangnya suara mahasiswa dan pelaku seni dalam Pentas Demokrasi Dalam Seni, Minggu malam (14/9/2025). Dengan konsep sederhana mimbar rakyat, mereka menyalakan semangat lewat musikalisasi puisi, teatrikal, dialog kebangsaan, hingga doa bersama untuk Indonesia.
Acara ini diinisiasi oleh Kelompok Kreatif Mahasiswa ITSBM Selayar, namun melibatkan partisipasi lintas kampus, pelajar SMA, komunitas, hingga seniman lokal. Tercatat hadir Ketua dan Sekretaris BEM ITSBM, perwakilan mahasiswa Vokasi Unhas, OSIS SMK 4, komunitas Buku Saku, komunitas Siring, Ketua Karang Taruna, aktivis Suharno Muna, Kabid IMM, serta mahasiswa baru.
Sejumlah seniman turut tampil membacakan puisi dan musikalisasi karya mereka, sementara kelompok mahasiswa menyuguhkan teatrikal dan dialog kebangsaan.
Suasana kian terasa ketika seniman lokal Andre Suardi Piongdjongi membacakan puisinya berjudul Suara Lantang Tanadoang.
“Jangan biarkan suara rakyat ditenggelamkan, bangkitlah, singkirkan mereka yang terbiasa merampok hak-hak rakyat, jika jalanan telah bergetar dan api perjuangan berkobar, maka panggung seni adalah lidahnya.”
Koordinator kegiatan, Siti Nurjanah, menyampaikan apresiasi atas antusiasme partisipan.
“Kami berterima kasih kepada mahasiswa, pelajar, seniman, dan masyarakat yang telah meramaikan acara ini. Semoga kegiatan ini menjadi momentum lahirnya gerakan untuk menyuarakan ketimpangan dalam kehidupan sosial masyarakat, serta meneguhkan peran mahasiswa sebagai agen of change dalam mengawal pembangunan daerah maupun nasional,” ujarnya.
Kegiatan yang juga menjadi hiburan bagi pengunjung UMKM di area Taman Pusaka Benteng itu ditutup dengan doa bersama.
“Ya Allah, lindungilah bangsaku, hindarkan dari malapetaka, ampunilah dosa para pemimpin kami, berikan mereka petunjuk, bahwa amanah yang mereka emban harus dipertanggungkan dunia dan akhirat, kepada rakyat dan kepada-Mu ya Allah yang Maha Mengetahui.”
(Red)























