_Andaki tappu tajalli_,
_Bangnginni leretta japa_,
_Pappasa tompi dallea_,
_Nassibokoi_,
Cerita tentang assilariang di masa lalu punya banyak variasi, sebab terjadinya peristiwa assilariang memiliki latar belakang yang berbeda-beda, salah satu diantaranya adalah sepasang kekasih yang tidak direstui oleh orang tua mereka, umumnya dari pihak keluarga perempuan yang tidak merestui anaknya untuk menikah dengan lelaki pujaan hatinya karena alasan tertentu dari pihak orang tua.
Peristiwa ini adalah peristiwa yang umum terjadi, tetapi ada juga peristiwa khusus yang menjadi sebab terjadinya proses assilariang, salah satunya adalah dari pihak perempuan yang meninggalkan suaminya karena mereka dipaksa menikah tanpa cinta.
Setelah pernikahan mereka selesai, pihak perempuan yang resmi menjadi istri dari lelaki pilihan orang tuanya mengambil langkah nekat dengan pergi bersama kekasihnya, assilariang, meninggalkan selayar ke daerah yang jauh. Meninggalkan suami yang tidak pernah di cintainya, serta meninggalkan kedua orang tuanya dengan penuh kesedihan dan berharap segala dosanya diampuni oleh keduanya.
peristiwa ini, dapat membuat satu kampung geger, memang di masa lalu, belum dikenal istilah selingkuh, pelakor dan pebinor yang mereka tahu adalah terjadinya sebuah peristiwa besar yang mengabarkan ke tengah-tengah masyarkat bahwa istrinya telah lari bersama laki-laki lain, seisi kampung akan dibuat geger oleh peristiwa yang terjadi ini.
Puncak siriā tepat menemukan peristiwanya, walaupun nyawa taruhannya sang suami yang ditinggal pergi oleh istrinya akan merasa sangat malu, berada dipuncak siri yang sesungguhnya untuk tetap mempertahankan harga diri sebagai suami dan sebagai laki-laki, tetapi apa daya, mereka yang telah pergi, istrinya bersama mantan kekasihnya tiada kelihatan lagi, walaupun itu bayangannya saja.
_Paāmai laminra paleng_,
_Laku teteng jarre tommo_,
_Tangkuassenna kalengku_,
_Laripakamma_.
Dipuncak perasaan hati yang galau, sebagai lelaki yang di tinggal pergi oleh istrinya dia hanya mampu menahan amarah, kesedihan dan siriā dengan melantunkan lagu-lagu/kelong diatas. Dia menyadari arti cinta yang sesungguhnya bahwa perasaan cinta itu berubah-berubah, (_paāmai laminra paleng_), bahwa disaat perkawinan itu terlaksana, janji setia sebagai suami istri telah saya pegang kuat-kuat, (_laku tetang jarre tommo_), sampai hari ini saya baru sadar, bahwa akhirnya kesetiaan cinta itu lahir dari proses yang lama, melalui momentum yang indah, tidak lahir dari petunjuk dan kemauan orang tua, akhirnya, hari ini saya merasakan kesedihan dan perasaan malu yang sangat luar biasa. Bahwa saya tidak pernah mengira akan ditinggalkan dalam peristiwa yang sangat menyakitkan.
_Soādinjo kuasseng memang _,
_Kalengku lari pakamma_,
_Geleja tannang_,
_Paāmai riolo_.
Andaikan saja, keinginan orang tuaku tidak saya turuti, lebih awal saya ketahui, bahwa perempuan yang diinginkan oleh orang tua saya, telah memiliki cinta yang kuat dengan lelaki lain, (_soādinjo kuasseng memang_), (_kalengku lari pakamma_), tidak akan saya tambatkan hati dan pikiranku kepadanya. (_Geleja tannang, paāmai riolo_). Sekali lagi hari ini, _Kubohongmu sirikku_, bahwa aku telah diselubungi rasa malu yang tiada terkira di tengah-tengah masyarakat.
_Ri urunaja na golla_,
_Ri tanggana bojo labba_,
_Kaleābakanna_,
_Paria tanni ceālai_.
Diawal hari pernikahan itu, perasaanku semanis gula, engkau telah kupinang dengan mahar 88 pohon kelapa sesuai adat yang berlaku di tanah kita, pesta dilangsungkan dengan sangat meriah dan dipenuhi berbagai macam hiburan tradisional. Karena aku tahu, bahwa istriku adalah seorang penyanyi batti-batti, sampai kami sekeluarga mengundang penyanyi batti-batti untuk menghibur tamu-tamu undangan yang datang, supaya kamu terhibur di atas pelaminan.
Hari itu, adalah hari paling berbahagia yang pernah aku alami dalam hidupku, awal hari memasuki gerbang keluarga, membangun rumah tangga bahagia, hatiku terus berbunga-bunga walaupun aku tahu, pernikahan ini tanpa cinta, tapi aku yakin dalam prosesnya nanti engkau akan bahagia bersamaku.
Beberapa hari setelah pernikahan kita, aku mulai merasakan bahwa di hatimu ternyata tidak mampu tumbuh satupun benih cinta kepadaku, aku juga mulai merasakan bahwa bangunan rumah tangga kita akan berakhir entah kapan, tapi aku merasakan waktunya akan tiba.
Kelong diatas, adalah ungkapan hati sang suami, beberapa waktu setelah pernikahan mereka. Guncangan rumah tangga mulai oleng seperti kapal dihantam ombak di tengah lautan, (_Ri urunaja na golla_), di awal hari pernikahan, semuanya seperti semanis gula, memasuki minggu-minggu pertama berkeluarga perasaan yang kurasakan diibaratkan sebagai buah mentimun yang berasa hambar, (_ri tangngana bojoā laāba_), dan aku meyakini dengan pasti bahwa rumah tangga saya akan berakhir memilukan dan juga menyakitkan, bukan untuk saya saja sebagai suami, tapi kami, semua keluarga dari pihak laki-laki dan pihak perempuan akan merasakan malu yang sangat besar, akan berada di puncak siriā yang tidak bisa kami bayangkan peristiwanya. Mudah-mudahan saja saya bersama keluarga bisa melaluinya. (_Kaleābakanna_) akhirnya seperti buah paria tanpa garam (_paria tanni ceālai_).
_Apamo sallang lakana_,
_Gollayya ri paārokoāna_,
_Ribungke mae_,
_Na pariaja bonena_.
Apa yang akan dikatakan oleh gula yang tersimpan di tengah kue, saat dibuka untuk dimakan, ternyata isinya buah paria yang sangat pahit. Demikian itulah perumpamaannya, dihantarakan dalam sebuah nyanyian/kelong untuk memberikan gambaran dari situasi sebuah keluarga yang tidak harmonis akibat terjadinya perkawinan tanpa cinta di masa lalu.
Akhirnya, pada suatu senja sang istri berpamitan kepada suaminya untuk pergi menyanyi batti-batti disebuah acara pesta. Untuk menghindari pertengkaran panjang suaminya kemudian memberikan izin untuk pergi menyanyi supaya istrinya dapat kembali beraktifitas seperti biasa dengan harapan hati dan pikirannya bisa menerima dirinya sebagai suami dengan penuh rasa cinta.
Seperti biasa, nyanyian dalam kelong batti-batti adalah berbalas kata seperti pantun yang dinyanyikan tanpa teks, nyanyian batti-batti bisa dikatakan sebagai nyanyian yang tiba tanya, tiba jawab. Isinya saling menggoda antara penyanyi laki-laki dan penyanyi perempuan. Mereka akan menutup atau mengakhiri nyanyian semau mereka para penyanyi itu, dan bisa berlangsung sampai pagi hari.
Ditempat itulah istrinya kembali dipertemukan dengan pacarnya yang lalu, dalam sebuah acara hiburan batti-batti, mereka berdua kembali bertemu dan bernyanyi bersama, sampai akhirnya muncul nyanyian dari penyanyi laki-laki sebagai berikut:
_labali tonja pakelong_,
_Majang sittoiya bangnginni_
_gele tonjapa_
_salasa sinampe inni_
Malam ini saya dihadapkan kepada seorang penyanyi perempuan, (_labali tonja pekelong_), penyanyi cantik yang sudah tidak perawan lagi (_majang sittoiya bangnginni_), tetapi saya tidak berputus asa (_gele tonjapa_), untuk bersedih malam ini (_salasa sinampe inni_), penyanyi laki-laki menyanyikan kelong/nanyian diatas yang ditujukan kepada penyanyi perempuan yang dulu pernah menjadi pacarnya untuk mengetahui isi hati dan jawaban darinya apakah masih ada cinta diantara mereka?, apakah malam ini dia tidak akan dikecewakan kembali? Seperti ajakannya beberapa waktu yang lalu untuk pergi meninggalkan selayar dari pada engkau menikah dengan pilihan orang tuamu yang tidak engkau cintai?
Sesaat kemudian, penyanyi perempuan menjawab kelong/nyanyian dari penyanyi laki-laki dihadapannya dengan kelong/nanyian berikut sambil menatap tajam mata penyanyi laki-laki dihadapannya:
_Andaki tappu tajalli_,
_Bangnginni lereāta japa_,
_Pappasa tompi dallea_,
_Nassibokoi_.
Yang sebenarnya maksud dari kelong/nyanyian diatas adalah jawaban setuju dari pihak perempuan untuk menerima ajakan mantan pacarnya agar pergi meninggalkan selayar, kawin lari ke tempat yang jauh di semenanjung Nusa Tenggara Barat di pulau Sumbawa (orang selayar menyebutnya sambaha), sebagai tempat tujuan yang pernah mereka rencanakan sebelumnya saat dimana matahari pagi akan terbit besok pagi saat itulah mereka berdua akan pergi menghilang dari pulau selayar untuk selama-lamanya.
Jangan berputus asa, jangan berputus harapan (_andaki tappu tajalli_), malam ini aku masih berstatus istri orang lain (_bangnginni leretta japa_), besok pagi saat matahari akan terbit di timur selayar (_pappasa tompi dallea_), (_nassibokoi_) saya akan berpisah dan meninggalkan suamiku untuk pergi bersamamu.
Demikianlah cerita Assilariang dalam versi yang sangat jarang terjadi, tetapi di masa lalu pernah terjadi lebih-lebih lagi di masa sekarang ini sering kita dengar peristiwa yang sama terulang kembali.
Cerita cinta memang tiada akhirnya, tumbuh bersamaan dengan peradaban manusia dibumbui rasa bahagia, diiringi pengkhianatan cinta dan juga dibuktikan dengan kesetian cinta, ada pengkhianatan dan juga ada kesetiaan, ada bahagia dan juga ada sedih semuanya berpasang-pasangan.
Sekali lagi kita ulangi nyanyian/kelong-kelong
Diatas untuk mengenang kisah cinta
Masyarakat selayar di masa lalu
Yang hari ini dapat kita kenang
Lewat kelong-kelong mereka.
_labali tonja pakelong_,
_Majang sittoiya bangnginni_
_gele tonjapa_
_salasa sinampe inni_
_Andaki tappu tajalli_,
_Bangnginni lereāta japa_,
_Pappasa tompi dallea_,
_Nassibokoi_.
Semoga bermanfaat
ANDI MAHMUD
#REMBULAN MALAM
Terkait