Selayarnews– Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merilis pandangannya tentang Sekolah tatap muka yang sudah mulai dijalankan Pemerintah. Menurut IDAI Pembelajaran tatap muka dapat dimulai secara bertahap namun harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan.
Dalam rilisnya IDAI menegaskan bahwa Syarat agar anak boleh mengikuti sekolah tatap muka untuk anak dengan usia yang sudah diwajibkan mendapat vaksin COVID-19 adalah harus sudah divaksinasi. Guru dan perangkat sekolah lainnya juga harus sudah divaksinasi.
Selain itu, Keputusan pembukaan sekolah dibuat secara berkala melalui evaluasi mingguan. Sekolah berkoordinasi dengan pemerintah daerah, dinas Kesehatan dan dinas pendidikan memutuskan membuka/menutup sekolah dengan memperhatikan kasus harian.
Jika ada satu kasus di sekolah, maka sekolah dengan bantuan Dinas kesehatan harus segera melakukan tracing, kelas atau sekolah yang terpapar ditutup sementara.
IDAI juga merekomendasikan agar Orang tua diberikan kebebasan mengambil keputusan masuk sekolah (tatap muka atau daring) untuk setiap anaknya dan pihak Sekolah memfasilitasi penyelenggaraan pembelajaran tatap muka maupun daring kepada semua anak sesuai dengan pilihan orangtua.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Mustakim menerangkan bahwa sudah ada banyak langkah-langkah yang dilakukan DISDIKPORA dalam pembukaan sekolah di tengah pandemi.
“Alhamdulillah Selayar sejak bulan September 2021 sekolah sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas, yakni hanya 4 Jam pembelajaran setiap hari di mulai jam 08.00 dengan tetap mengikuti protokol kesehatan dan guru-guru sudah vaksin malah vaksin ke tiga,” Ungkap Mustakim ketika dihubungi Selayarnews, Sabtu (19/03/2022).
Ia melanjutkan, selama kegiatan PTM, jika ada siswa-siswi yang terinveksi Covid-19 akan dipulangkan dan belajar di rumah secara daring. Mustakim juga mengklaim kalau semua guru dan petugas sekolah sudah menerima vaksinasi.
“Sudah Pak (menerima vaksin), kecuali yang memang tidak bersyarat seperti tensi tinggi atau yang punya penyakit yang dibuktikan dengan keterangan dokter, tetapi sampai saat ini belum ada laporan bahwa masih ada guru yang belum vaksin,” pungkasnya.
Meskipun demikian ia mengakui bahwa siswa dan siswi sekolah di Selayar belum semuanya menerima vaksinasi. Mustakim mengatakan hal ini karena adanya orang tua murid yang tak ingin anaknya divaksin.
“Pihak Dinas Pendidikan sudah mensosialisasikan kepada para kepala sekolah dengan melibatkan Pihak Kesehatan, Polres dan Kodim. Kemudian pihak sekolah semua telah mengundang orang tua untuk sosialisasi, tetapi masih banyak orang tua yang belum mengizinkan putera/Puteri untuk divaksin, ” Ungkapnya.
Mustakim juga mengatakan bagi yang belum divaksin akan tetap mengikuti pembelajaran sekolah tapi dengan metode daring.
“Yang belajar Daring yang belum divaksin dan tidak ke sekolah, ” singkatnya.(AL/AS)























