Selayarnews – Dalam mendukung perumusan kebijakan berbasis riset, Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin (UNHAS) menggelar acara diseminasi hasil riset hirilisasi komoditas kelapa dan produk turunannya di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Bertempat di Ruang Pola Kantor Bupati Selayar, acara tersebut melibatkan unsur pemerintah, pelaku usaha komoditas kelapa, gapoktan, pelaku usaha industri pengolahan, badan usaha milik desa (Bumdes), koperasi dan awak media.Bupati Kepulauan Selayar, H. Muh Basli Ali dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada BI Sulsel dan UNHAS atas riset pembangunan inklusif 2022 yang dilakukan di Selayar.
“Kita berharap hasil riset bersama tersebut nantinya dapat menjadi roadmap dalam mengoptimalkan berbagai potensi daerah, serta menghasilkan rekomendasi untuk perencanaan pembangunan yang lebih berkualitas,” ujarnya, Selasa (21/6/2022).
Sementara Kepala Perwakilan BI Sulsel, Causa Iman Karana mengatakan riset bersama yang dilakukan di Selayar merupakan kelanjutan dari penelitian tahun sebelumnya.
“Penelitian terdahulu mengonfirmasi komoditas utama yang memiliki potensi tinggi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di Selayar, yakni kelapa, perikanan tangkap, dan jeruk keprok,” jelasnya.
Lanjutnya, mempertimbangkan hal itu, penting menurut kami untuk dapat melihat potensi pengolahan kelapa menjadi produk turunan yang lebih bernilai tambah dan memaksimalkan manfaat dari semua bagian buah kelapa.
“Beberapa produk yang bisa menjadi alternatif antara lain VCO, minyak goreng kelapa, cocopeat, coco fiber, dan sebagainya,” ucapnya.
Iman juga menyampaikan untuk mendapatkan manfaat dan nilai tambah dari hilirisasi produk olahan kelapa tersebut, diperlukan industri pengolahan yang memiliki standarisasi dan memenuhi persyaratan pasar.
“Bahan baku kita melimpah, apalagi Selayar terkenal dengar produksi kelapanya yang tertinggi di Sulsel, baik dari luas lahan maupun volume buah yang dihasilkan,” bebernya.
Menurutnya, riset ini penting dilakukan sebagai prosedur kebijakan Bank Indonesia dalam melakukan pendampingan dan mengeluarkan bantuan kepada para pelaku usaha dan UMKM di Selayar.
Lanjut Iman, olehnya itu, pemangku kebijakan, termasuk BI dan pemerintah daerah, perlu mengupayakan pengembangan hilirisasi produk kelapa sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
“Antara lain penyusunan roadmap perencanaan industri pengolahan kelapa oleh pemerintah daerah, memfasilitasi pelaku usaha dalam mendapatkan pasar penjualan hasil produksi serta Membangun branding dan pengemasan produk yang sesuai dengan standar untuk menjaga mutu dan kualitas,” ungkapnya.
Acara itu, juga turut dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Sulawesi Selatan dan Presiden Direktur CV Coconut Indonesia. Lalu dilanjutkan dengan pemaparan hasil riset oleh tim riset UNHAS, kemudian berlanjut ke sesi diskusi terkait program peningkatan ekspor. (Red/AJ)























