Selayarnews– Hingga saat ini, siswa di Kecamatan Takabonerate belum mendapatkan layanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Meski demikian, warga mendengar bahwa dalam waktu dekat program tersebut akan segera dilaunching, khususnya di Kayuadi, sebagai pusat layanan di wilayah kepulauan tersebut.
Frengky (32), seorang nelayan asal Desa Jinato, menyampaikan bahwa masyarakat sangat menantikan hadirnya program MBG di Takabonerate. Ia berharap agar pelaksanaan program ini tidak hanya menjawab kebutuhan gizi anak sekolah, tetapi juga memberi dampak langsung terhadap peningkatan ekonomi nelayan dan petani lokal.
“Jika pangan lokal dimanfaatkan di menu MBG akan sangat bermanfaat luar biasa bagi masyarakat, khususnya nelayan dan petani, untuk mengurangi dominasi tengkulak,” kata Frengky, Jumat (26/9/2025).
Menurutnya, ketersediaan bahan pangan di masyarakat cukup melimpah, mulai dari ikan segar, cumi, siput, ikan kering, ayam potong hingga berbagai jenis sayuran yang bisa disuplai secara berkesinambungan. Jika dikelola dengan baik, pangan lokal tersebut diyakini mampu mendukung kelancaran dapur MBG di wilayah kepulauan.
Frengky juga menyoroti tantangan geografis yang dihadapi pelajar di pulau-pulau kecil Takabonerate seperti Rajuni, Jinato, Tarupa, Latondu, Tambuna, dan Pasitallu Khusus. Jumlah siswa di wilayah tersebut relatif sedikit, ada yang hanya ratusan bahkan puluhan orang saja, sehingga tidak memungkinkan untuk dilayani satu dapur MBG di setiap pulau.
“Kami berharap ada solusi agar anak-anak di pulau-pulau kecil juga bisa merasakan layanan MBG. Jangan sampai karena jumlah siswanya sedikit, mereka tidak terjangkau. Padahal mereka juga punya hak yang sama untuk mendapatkan makanan bergizi,” ungkap Frengky.
Harapan warga Jinato ini sejalan dengan tujuan nasional program MBG, yang selain menjamin pemenuhan gizi seimbang bagi peserta didik, juga diharapkan mampu menghadirkan multiplier effect dalam peningkatan ekonomi masyarakat lokal, khususnya nelayan dan petani di daerah.
(Red)























