• Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Inside Selayarnews.com
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
Selasa, November 25, 2025
Selayarnews.com
No Result
View All Result
  • Login
  • Beranda
  • Pariwisata
    Pantai Punagaan Selayar Siap Terapkan Slow and Mindful Coastal Tourism, BUMDes Baloka Mandiri Dapat Pendampingan Unhas

    Pantai Punagaan Selayar Siap Terapkan Slow and Mindful Coastal Tourism, BUMDes Baloka Mandiri Dapat Pendampingan Unhas

    Soto Banjar Jl. Bonto Benteng Selayar, Bukti Bahwa Lezat Tak Harus Mewah

    Soto Banjar Jl. Bonto Benteng Selayar, Bukti Bahwa Lezat Tak Harus Mewah

    Disparbud Selayar Catat Penurunan Kunjungan Mudik 37 Persen Tahun Ini

    Disparbud Selayar Catat Penurunan Kunjungan Mudik 37 Persen Tahun Ini

    Peringatan Milad ke-114 Masjid Besar Babul Khaer, Diramaikan Jalan Sehat, Penghargaan dan Bansos

    Peringatan Milad ke-114 Masjid Besar Babul Khaer, Diramaikan Jalan Sehat, Penghargaan dan Bansos

    Muhammad Yusri Lepas 53 Tim Peserta Mancing Mania HUT RI ke-79 di Barugaia

    Muhammad Yusri Lepas 53 Tim Peserta Mancing Mania HUT RI ke-79 di Barugaia

  • Hukum
  • KPPN Benteng
    Menakar Klaim Amran Sulaiman, Hilirisasi Kelapa Bisa Hasilkan Devisa Hingga Rp 4.800 Triliun

    Menakar Klaim Amran Sulaiman, Hilirisasi Kelapa Bisa Hasilkan Devisa Hingga Rp 4.800 Triliun

    Sri Mulyani Resmi Diganti, ini Profil Menteri Keuangan Baru Purbaya Sadewa

    Sri Mulyani Resmi Diganti, ini Profil Menteri Keuangan Baru Purbaya Sadewa

    Disparbud Selayar Catat Penurunan Kunjungan Mudik 37 Persen Tahun Ini

    Disparbud Selayar Catat Penurunan Kunjungan Mudik 37 Persen Tahun Ini

    Lonjakan Harga LPG 3 Kg di Pulau-pulau Selayar 35 Ribu, Bukan 50 Ribu

    Lonjakan Harga LPG 3 Kg di Pulau-pulau Selayar 35 Ribu, Bukan 50 Ribu

  • Lainnya
  • Peristiwa
  • Beranda
  • Pariwisata
    Pantai Punagaan Selayar Siap Terapkan Slow and Mindful Coastal Tourism, BUMDes Baloka Mandiri Dapat Pendampingan Unhas

    Pantai Punagaan Selayar Siap Terapkan Slow and Mindful Coastal Tourism, BUMDes Baloka Mandiri Dapat Pendampingan Unhas

    Soto Banjar Jl. Bonto Benteng Selayar, Bukti Bahwa Lezat Tak Harus Mewah

    Soto Banjar Jl. Bonto Benteng Selayar, Bukti Bahwa Lezat Tak Harus Mewah

    Disparbud Selayar Catat Penurunan Kunjungan Mudik 37 Persen Tahun Ini

    Disparbud Selayar Catat Penurunan Kunjungan Mudik 37 Persen Tahun Ini

    Peringatan Milad ke-114 Masjid Besar Babul Khaer, Diramaikan Jalan Sehat, Penghargaan dan Bansos

    Peringatan Milad ke-114 Masjid Besar Babul Khaer, Diramaikan Jalan Sehat, Penghargaan dan Bansos

    Muhammad Yusri Lepas 53 Tim Peserta Mancing Mania HUT RI ke-79 di Barugaia

    Muhammad Yusri Lepas 53 Tim Peserta Mancing Mania HUT RI ke-79 di Barugaia

  • Hukum
  • KPPN Benteng
    Menakar Klaim Amran Sulaiman, Hilirisasi Kelapa Bisa Hasilkan Devisa Hingga Rp 4.800 Triliun

    Menakar Klaim Amran Sulaiman, Hilirisasi Kelapa Bisa Hasilkan Devisa Hingga Rp 4.800 Triliun

    Sri Mulyani Resmi Diganti, ini Profil Menteri Keuangan Baru Purbaya Sadewa

    Sri Mulyani Resmi Diganti, ini Profil Menteri Keuangan Baru Purbaya Sadewa

    Disparbud Selayar Catat Penurunan Kunjungan Mudik 37 Persen Tahun Ini

    Disparbud Selayar Catat Penurunan Kunjungan Mudik 37 Persen Tahun Ini

    Lonjakan Harga LPG 3 Kg di Pulau-pulau Selayar 35 Ribu, Bukan 50 Ribu

    Lonjakan Harga LPG 3 Kg di Pulau-pulau Selayar 35 Ribu, Bukan 50 Ribu

  • Lainnya
  • Peristiwa
No Result
View All Result
Selayar News
No Result
View All Result
Home Budaya

Dari Masjid Tua Gantarang di Selayar, Hingga Karamah Datuk Ri Bandang

by oi
27/04/2025
0

Selayarnews-Terletak di Dusun Gantarang Lalang Bata, Desa Bontomarannu, Kecamatan Bontomanai, Kabupaten Kepulauan Selayar, Masjid Tua Gantarang—juga dikenal sebagai Masjid Awaluddin—merupakan salah satu masjid tertua di Sulawesi Selatan. Dibangun pada abad ke-16 Masehi, masjid ini menjadi saksi bisu penyebaran awal Islam di kawasan tersebut.

Masjid ini didirikan pada masa pemerintahan Sultan Pangali Patta Raja, raja pertama Kerajaan Gantarang yang memeluk Islam. Proses islamisasi ini dipengaruhi oleh kedatangan ulama asal Minangkabau, Datuk ri Bandang (Abdul Makmur), yang dikenal sebagai salah satu penyebar Islam di Sulawesi Selatan.

READ ALSO

Menakar Klaim Amran Sulaiman, Hilirisasi Kelapa Bisa Hasilkan Devisa Hingga Rp 4.800 Triliun

SMAN 1 Polewali Raih Juara Satu LOSARI Ke-IV UKM Unhas

Dalam perjalanannya, Datuk ri Bandang singgah di Selayar dan mengislamkan Sultan Pangali Patta Raja pada tahun 1605, sebelum melanjutkan dakwahnya ke Gowa dan Tallo .

Masjid Tua Gantarang memiliki struktur khas dengan 16 tiang penopang atap berbentuk tumpang, serta satu tiang utama (soko guru) setinggi 6,793 meter yang tidak menyentuh lantai, melainkan ditopang oleh rangkaian kayu. Jumlah total tiang, yaitu 17, melambangkan jumlah rakaat salat wajib dalam sehari .

Di dalam masjid terdapat mimbar berwarna hijau, diapit oleh dua bendera putih bertuliskan huruf Arab, yang diyakini sebagai peninggalan Datuk ri Bandang. Selain itu, terdapat tongkat menyerupai pedang pusaka dan beduk tua yang menambah nilai sejarah masjid ini .

Masjid ini juga dikelilingi oleh berbagai simbol yang mengingatkan pada ritual haji, seperti replika Ka’bah dan tempat yang disebut “Pakkojokang,” yang menyerupai Hajar Aswad. Kawasan Gantarang bahkan dijuluki “Makka Keke” atau “Mekah Kecil,” mencerminkan pentingnya tempat ini dalam sejarah Islam lokal .

Hingga kini, Masjid Tua Gantarang masih aktif digunakan sebagai tempat ibadah dan menjadi objek penelitian bagi sejarawan, mahasiswa, dan pelajar. Meskipun telah mengalami beberapa renovasi, masjid ini tetap mempertahankan keaslian arsitekturnya. Upaya untuk menjadikan masjid ini sebagai situs cagar budaya telah dilakukan sejak tahun 2016 .

Masjid Tua Gantarang bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol awal penyebaran Islam di Sulawesi Selatan, yang terus menginspirasi generasi penerus untuk memahami dan menghargai warisan budaya dan sejarah Islam di Indonesia.

Kedatangan Datuk Ri Bandang

Sejauh dari sumber-sumber tradisional Sulawesi Selatan (seperti Lontarak, Hikayat Tallo, dan kisah-kisah tutur), tidak ada keterangan eksplisit bahwa Datuk Ribandang, Datuk Ri Tiro, dan Datuk Ri Patimang datang dengan pengawalan pasukan militer, baik dari Ternate maupun kerajaan lain. Narasi yang berkembang menyebutkan bahwa ketiganya bergerak bersama-sama, secara damai, dan lebih sebagai mubalig yang mengandalkan dakwah, bukan kekuatan militer.

Mereka pertama tiba di wilayah pesisir Sulawesi Selatan sekitar akhir abad ke-16 atau awal abad ke-17. Selayar menjadi salah satu tempat persinggahan mereka yang penting sebelum mereka lanjut ke daratan besar (seperti Tallo dan Gowa). Dari Selayar, mereka mengamati situasi dan mulai mengajarkan Islam kepada masyarakat lokal. Setelah itu, mereka masuk ke kerajaan-kerajaan besar seperti Tallo dan Gowa, yang akhirnya memeluk Islam dan menjadi pusat penyebaran Islam lebih luas di Sulawesi.

Kalau pun ada “dukungan” dari kerajaan Islam lain seperti Ternate, itu lebih bersifat dukungan politik dan moral daripada pengawalan militer nyata. Ternate sendiri, pada masa itu, memang aktif membangun jaringan Islam di wilayah-wilayah lain, tapi tidak banyak bukti bahwa mereka mengirimkan pasukan khusus untuk mengawal para mubalig ini. Lagipula, ekspedisi dakwah seperti ini biasanya sengaja bersifat damai untuk menghindari konflik terbuka yang bisa menghambat penyebaran agama.

Setelah Datuk Ribandang, Datuk Ri Tiro, dan Datuk Ri Patimang berdakwah ke kerajaan-kerajaan di Makassar, mereka akhirnya berhasil meyakinkan Raja Tallo, Karaeng Matoaya, untuk memeluk Islam. Karaeng Matoaya ini bukan raja biasa — dia adalah Mangkubumi (semacam perdana menteri) Kerajaan Gowa, sekaligus Raja Tallo. Jadi, dia punya pengaruh sangat besar di dua kerajaan utama itu.

Pada 1605, setelah melalui serangkaian diskusi, perdebatan, dan mungkin juga semacam “uji kemampuan” rohani, Karaeng Matoaya menyatakan masuk Islam. Tak lama kemudian, ia mendorong (bahkan bisa dikatakan mendesak secara politik) Raja Gowa, yaitu I Mangarangi Daeng Manrabia (kelak bergelar Sultan Alauddin), untuk ikut masuk Islam juga.

Lalu dibuatlah sebuah perjanjian:
Tallo dan Gowa berikrar bersama untuk memeluk Islam, menjadikannya agama resmi negara, dan mewajibkan penyebaran Islam ke seluruh rakyat dan wilayah taklukan mereka. Inilah yang disebut orang sebagai “Perjanjian Tallo” — walaupun dalam sumber lokal sering kali tidak disebut pakai istilah itu secara eksplisit; ini istilah modern untuk merangkum kejadian itu.

Dampaknya luar biasa, Gowa dan Tallo segera mengirim ekspedisi ke kerajaan-kerajaan tetangga untuk mengislamkan mereka. Kalau mereka menolak, kadang-kadang dipaksa lewat kekuatan militer. Islam cepat sekali menyebar ke seluruh Sulawesi Selatan, dari Makassar sampai ke Luwu, Bone, dan Bugis-Mandar. Makassar (Gowa-Tallo) kemudian menjadi salah satu pusat Islam terbesar di Indonesia bagian timur pada abad ke-17.

Dalam tradisi lisan disebutkan Datuk Ribandang hadir dan menjadi saksi utama dalam proses pengislaman Raja Tallo dan Raja Gowa itu. Beberapa sumber seperti Lontarak Patturioloang, Datuk Ribandang bukan hanya menyaksikan, tetapi langsung membimbing proses syahadat kedua raja tersebut. Jadi saat Karaeng Matoaya (Raja Tallo) dan I Mangarangi Daeng Manrabia (Raja Gowa) mengucapkan dua kalimat syahadat, Datuk Ribandang-lah yang membimbing mereka.

Setelah itu, Datuk Ribandang juga melanjutkan untuk mengajarkan dasar-dasar ajaran Islam, seperti shalat, puasa, zakat, dan prinsip-prinsip akidah. Ia tinggal cukup lama di Tallo dan Gowa untuk memastikan Islam benar-benar dipahami, tidak sekadar diucapkan. Inilah kenapa Gowa-Tallo kemudian bisa cepat menjadi basis penyebaran Islam ke daerah lain.

Selain Datuk Ribandang, dua sahabatnya — Datuk Ri Tiro dan Datuk Ri Patimang — juga berperan penting, meskipun lebih banyak melanjutkan dakwah ke daerah-daerah lain setelah proses besar di Gowa-Tallo ini selesai.

Apakah Datuk Ri Bandang adalah Petugas dari Kekhalifahan?

Pada masa Datuk Ri Bandang bergerak (akhir abad ke-16 hingga awal abad ke-17), dunia Islam memang berada dalam zaman kekhalifahan, yaitu Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman) yang berpusat di Istanbul. Secara global, Sultan Ottoman saat itu dianggap sebagai Khalifah kaum Muslimin.
Namun, tidak ada bukti langsung bahwa Datuk Ri Bandang adalah utusan resmi Kekhalifahan Utsmaniyah atau menjalankan misi formal dari sana.

Islamisasi di Nusantara pada masa itu lebih banyak digerakkan secara mandiri oleh jaringan ulama lokal dan regional — terutama dari pusat-pusat Islam di Sumatra (seperti Minangkabau dan Aceh), yang terhubung ke Mekah melalui jalur haji dan perdagangan. Jadi, hubungan Datuk Ri Bandang dengan kekhalifahan lebih bersifat spiritual dan intelektual (karena dia bagian dari dunia Islam global), bukan hubungan birokratis formal.

Ada beberapa tradisi lisan (baik di Minangkabau maupun Sulawesi Selatan) yang menyebut bahwa Datuk Ri Bandang adalah keturunan Nabi Muhammad, melalui jalur Sayyid atau Syarif, yakni keturunan dari Hasan atau Husein (cucu Nabi).


Tapi, perlu diingat Bukti formal atau dokumen nasab (silsilah) yang kuat tidak ditemukan untuk mengkonfirmasi klaim ini secara akademik. Pada masa itu, banyak ulama yang memang membawa status “sayyid” atau “syarif” saat berdakwah, dan ini biasanya menambah wibawa mereka di mata masyarakat lokal.

Karamah Datuk Ri Bandang

Dalam tradisi lokal, Datuk Ri Bandang dipercaya memiliki semacam “karamah” yaitu kemampuan luar biasa yang diberikan oleh Allah kepada para wali atau orang saleh.

Karamah lebih dipahami sebagai mukjizat kecil untuk para wali — bukan hasil latihan atau praktik sihir, tapi sebagai tanda keistimewaan dari Allah karena kesalehan luar biasa.

Contoh cerita tentang karamah Datuk Ri Bandang Di banyak kisah, diceritakan beliau bisa membuat hujan turun atau berhenti saat dibutuhkan, terutama untuk membuktikan kekuasaan Allah di hadapan masyarakat yang masih percaya pada roh alam.

Ada juga kisah bahwa saat beliau berdakwah di tempat yang keras, orang-orang yang hendak menyerangnya menjadi lumpuh atau tidak bisa bergerak, hingga akhirnya malah masuk Islam.

Beberapa cerita bahkan mengatakan beliau bisa berpindah tempat dengan cepat (karamah tayyul ardhi), sesuatu yang sering diceritakan juga dalam kisah para wali di dunia Islam.

Kenapa cerita ini penting?, Karena di Sulawesi Selatan, masyarakat tradisional saat itu sangat menghargai kekuatan gaib atau spiritual. Mereka terbiasa dengan konsep “sakti” dalam kepemimpinan. Jadi, ketika Datuk Ri Bandang memperlihatkan karamah (atau masyarakat melihatnya begitu), itu menjadi faktor kunci dalam mempercepat penerimaan Islam. Bukan hanya ajaran rasional Islam yang masuk, tapi juga rasa takjub dan hormat pada kekuatan spiritual Islam.

(Tim Redaksi)

Disclaimer: Tulisan di atas diambil dari beberapa Referensi secara Online.

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp

Terkait

ShareTweetShare

Related Posts

Menakar Klaim Amran Sulaiman, Hilirisasi Kelapa Bisa Hasilkan Devisa Hingga Rp 4.800 Triliun
Budaya

Menakar Klaim Amran Sulaiman, Hilirisasi Kelapa Bisa Hasilkan Devisa Hingga Rp 4.800 Triliun

21/11/2025
SMAN 1 Polewali Raih Juara Satu LOSARI Ke-IV UKM Unhas
Budaya

SMAN 1 Polewali Raih Juara Satu LOSARI Ke-IV UKM Unhas

15/06/2025
Bulaenna Parangia, Legenda Kepemimpinan dan Keberanian dari Selayar
Budaya

Bulaenna Parangia, Legenda Kepemimpinan dan Keberanian dari Selayar

19/04/2025
Adnan Adriadi, Guru Asal Kepulauan Selayar, Kembali Merilis Lagu Terbaru “Kau Setelah Dia”
Budaya

Adnan Adriadi, Guru Asal Kepulauan Selayar, Kembali Merilis Lagu Terbaru “Kau Setelah Dia”

01/03/2025
Peringatan Milad ke-114 Masjid Besar Babul Khaer, Diramaikan Jalan Sehat, Penghargaan dan Bansos
Budaya

Peringatan Milad ke-114 Masjid Besar Babul Khaer, Diramaikan Jalan Sehat, Penghargaan dan Bansos

19/08/2024
Agustusan Bernuansa Islami, Pemkab Selayar  Gelar Lomba Tadarrus dan Kultum Antar OPD
Budaya

Agustusan Bernuansa Islami, Pemkab Selayar  Gelar Lomba Tadarrus dan Kultum Antar OPD

14/08/2024

BERITA POPULER

Suasana Penuh Haru, Warnai Kedatangan Keluarga Besar  Rapsel Ali dari Selayar

Suasana Penuh Haru, Warnai Kedatangan Keluarga Besar Rapsel Ali dari Selayar

09/04/2023
Polemik Paskibra Bertugas Dalam Keadaan Lapar, Unit Tipikor Polres Selayar Akan Lakukan Penyelidikan

Polemik Paskibra Bertugas Dalam Keadaan Lapar, Unit Tipikor Polres Selayar Akan Lakukan Penyelidikan

21/08/2023
Kisruh Paskibra, Bupati Basli Ali Nonjobkan Tiga Pejabat Penanggung Jawab

Kisruh Paskibra, Bupati Basli Ali Nonjobkan Tiga Pejabat Penanggung Jawab

24/08/2023
Teridentifikasi, Mayat yang Ditemukan di Barugaia Selayar dijemput Keluarga

Teridentifikasi, Mayat yang Ditemukan di Barugaia Selayar dijemput Keluarga

22/11/2022
Breaking News, Legislator Sulsel Ince Langke Meninggal Dunia

Breaking News, Legislator Sulsel Ince Langke Meninggal Dunia

08/09/2020

PILIHAN EDITOR

Ramadhan Berkah, PD Aisyiyah Kepulauan Selayar Bagikan Takjil Untuk 3 Pesantren

Ramadhan Berkah, PD Aisyiyah Kepulauan Selayar Bagikan Takjil Untuk 3 Pesantren

27/03/2024

Rumah BUMN Bersama PLN ULP Selayar gelar Pelatihan Strategi Sukses UMKM Masuk Pasar Retail Indomaret

26/02/2025
Water Color Sketching

Seminggu Melukis Di Selayar, Berikut Hasil Karya Water Color Sketching Jevy Alba

18/03/2018
Teladan, Polisi Ini Turun Langsung Ke Rumah Rumah Warga Bantu Evakuasi Barang

Teladan, Polisi Ini Turun Langsung Ke Rumah Rumah Warga Bantu Evakuasi Barang

30/12/2017

Recent Posts

  • Ikuti Apel Kasatwil, Kapolres Selayar Siap Implementasikan Arahan Kapolri Tingkatkan Pelayanan untuk Masyarakat
  • Rutan Selayar Terima 31 Peserta Magang Program Pemagangan Nasional Batch 2 Kemnaker
  • Bhabinkamtibmas Polsek Bontomatene Polres Selayar Kawal Penyaluran BLT Dana Desa
  • Besok, PLN Selayar Jadwalkan Pemadaman Listrik di Sebagian Kecamatan Bontomanai

Kategori

  • Budaya
  • Ekonomi
  • Kriminalitas
  • Nasional
  • NEWS
  • Olahraga
  • OPINI
  • Pemerintah Desa
  • Pemkab Selayar
  • Pendidikan
  • Polisi Kita
  • Politik
  • Suara Parlemen
  • Techno
  • Wisata

Tentang Kami

Selayarnews.com

Media Selayarnews.com dibawah naungan PT.DIPA MEDIA NUSANTARA senantiasa memberikan berita berita teraktual, terpercaya dan berimbang sebagai salah satu referensi berita Tanadoang

Follow us

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Inside Selayarnews.com

Copyright @ 2016 Selayarnews, All right reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Pariwisata
  • Hukum
  • KPPN Benteng
  • Lainnya
  • Peristiwa

Copyright @ 2016 Selayarnews, All right reserved