Selayarnews-Rangkaian Seminar Nasional pada Musyawarah Daerah (Musda) III KAHMI Kepulauan Selayar berlangsung padat dan produktif pada hari ini Kamis (27/11) akan menghadirkan delapan pemateri lintas bidang yang menyampaikan gagasan strategis mengenai tata kelola sumber daya alam dan arah pembangunan kepulauan.
Sejumlah narasumber tampil langsung di lokasi, sementara beberapa lainnya bergabung secara virtual melalui Zoom, termasuk Prof. Dr. H. Rokhmin Dahuri, MS, Ir. Bahtiar Manadjeng, dan Drs. H. M. Akib Patta yang juga merupakan mantan Bupati Kepulauan Selayar. Rangkaian seminar akan dipandu oleh Sulfinas Indra, S.Sos., M.Si., Dr. Muh Acat, S.Sos, M.Si dan Muassir, S.Pd, yang akan mengarahkan jalannya diskusi dari masing-masing sesi.
Kegiatan yang dipusatkan di Gedung Pusat Layanan Haji dan Umrah ini dibuka dengan sambutan panitia, Presidium MD dan MW KAHMI Sulsel, serta arahan Bupati Kepulauan Selayar yang meresmikan pembukaan Musda dan seminar.
Agenda seminar yang mengusung tema penguatan sinergi KAHMI, pemerintah, dan masyarakat dalam tata kelola SDA berkelanjutan tersebut menjadi ruang bertemunya para akademisi, birokrat, tokoh masyarakat, dan pimpinan sektor usaha untuk membahas tantangan dan potensi Selayar sebagai daerah kepulauan.
Pada sesi pertama, Prof. Rokhmin Dahuri memaparkan strategi optimalisasi potensi kelautan melalui pendekatan ekonomi biru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Rektor ITSBM Selayar Prof. Dr. Akbar Silo menyoroti inovasi dan teknologi tepat guna di sektor pertanian, diikuti pemaparan Drs. H. M. Akib Patta yang memberikan refleksi pembangunan Selayar berdasarkan pengalaman dua periode kepemimpinan daerah. Kepala Bapperida Selayar Dr. Finriani Arifin menyampaikan pentingnya integrasi data dan perencanaan berbasis potensi kepulauan sebagai fondasi kebijakan daerah.
Diskusi berlanjut pada sesi kedua melalui paparan Dr. A. Masyahoro Paellu mengenai penguatan kelembagaan dan regulasi sebagai kunci tata kelola SDA yang efektif. Ir. Bahtiar Manadjeng menekankan transformasi pertanian berbasis inovasi dan kemitraan, sementara H. Saiful Arif menegaskan perlunya menghidupkan etika lingkungan dan kearifan lokal dalam menjaga keseimbangan alam Selayar. Sesi terakhir menghadirkan para pimpinan perbankan yang mengulas dukungan pembiayaan hijau, skema kredit produktif, dan peluang investasi berkelanjutan bagi sektor kelautan, pariwisata, dan pertanian.
Ketua Panitia Musda III KAHMI Selayar, Winarsa Surung, S.H., menyampaikan bahwa rangkaian seminar ini menjadi momentum untuk menyatukan gagasan dan memperluas jejaring intelektual KAHMI dalam mendukung arah pembangunan Selayar.
“Kami berharap rekomendasi yang lahir dari seminar ini dapat menjadi masukan nyata bagi pemerintah daerah, sekaligus memperkuat peran KAHMI dalam mendorong tata kelola sumber daya alam yang berkelanjutan di Kepulauan Selayar,” ujarnya.
Panitia menyampaikan bahwa hasil seminar ini akan dihimpun sebagai bagian dari rekomendasi resmi Musda III KAHMI Selayar, yang diharapkan memperkuat kontribusi organisasi dalam menyusun arah kebijakan strategis pembangunan daerah berbasis potensi kelautan, pertanian, dan kearifan lokal.
(Red)























