Selayarnews– Momentum peringatan Hari Jadi Selayar ke-420 pada 29 November 2025 dimanfaatkan sebagai langkah penting pelestarian budaya lokal melalui pembentukan Institusi Kajian “Tamaddun Silajara”.
Pengumuman resmi tentang institusi ini disampaikan dalam pertemuan yang berlangsung di Ruang Pola Kantor Bupati usai Rapat Paripurna Hari Jadi, dan dihadiri sejumlah tokoh adat, akademisi, dan pemerhati budaya Selayar, Sabtu (29/11/2025).
Prof. Dr. Akbar Silo selaku pembina menyampaikan bahwa pendirian institusi ini lahir dari kebutuhan menjaga warisan nilai Tanadoang yang terus hidup dalam masyarakat.
“Institusi Tamaddun Silajara hadir sebagai wadah untuk melestarikan kebudayaan lokal dan menjiwai nilai-nilai yang murni dari bumi Tanadoang sendiri,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kebudayaan Selayar perlu dikuatkan sebagai sumber etos dan spirit dalam menghadapi perubahan.

“Kami berharap institusi ini dapat menjadi pilar yang memandu Selayar berkemajuan namun tetap berakar pada identitas adat dan sejarahnya,” sambungnya.
Pertemuan tersebut dihadiri tokoh-tokoh adat, antara lain Mappasessu Opu Rimba dan Andi Anwar, putra dari Opu Bonea, yang selama ini berdomisili di luar daerah dan turut hadir dalam rangkaian Hari Jadi. Sejumlah akademisi Selayar juga mengikuti pertemuan ini, seperti Prof. Dr. Muh. Jufri, Drs. Moh. Djumpa, M.Si, Brigjen TNI Andi Anshar, Prof. Dr. Mardi Adi Armin, M.Hum, Prof. Dr. Ansar Latif, Dr. Muttakallin Sija, dan Abdul Muin, S.E.
Dalam pemaparannya, Prof. Akbar menyinggung pentingnya pemetaan wilayah adat yang sudah lama dikenal melalui literatur sejarah.
“Selayar memiliki 14 ka-Opuan sebagaimana ditulis peneliti Belanda, Hersink, dalam buku Green Gold of Selayar. Ini adalah bagian dari identitas besar yang harus kita jaga dan dokumentasikan dengan benar,” terangnya.
Ia menegaskan bahwa institusi ini akan bergerak secara sistematis melalui program-program kajian budaya, dokumentasi adat, dan penguatan identitas masyarakat kepulauan.
“Dalam waktu dekat, kami akan mengagendakan pertemuan lanjutan untuk menyusun program kerja dan struktur kelembagaan,” tutupnya.
Sosialisasi ini menjadi momentum penting karena mempertemukan kembali sejumlah tokoh adat Selayar dari berbagai daerah yang hadir untuk peringatan Hari Jadi ke-420. Kehadiran Tamaddun Silajara diharapkan menjadi langkah awal memperkuat kembali kebudayaan lokal sebagai identitas yang kokoh dan relevan bagi pembangunan Selayar di masa mendatang.
(Red)























