Selayarnews – Mahasiswa Institut Teknologi Sains dan Bisnis Muhammadiyah (ITSBM) Selayar memilih jalur berbeda dalam menyampaikan aspirasi mereka. Alih-alih turun ke jalan, mereka mengundang langsung Ketua dan Anggota DPRD Kepulauan Selayar untuk datang ke kampus dan berdialog. Cara ini dinilai berkelas, intelektual, dan mencerminkan budaya akademik yang santun.
Dialog bertajuk “Menyikapi Peristiwa Nasional Indonesia Saat Ini Perspektif Mahasiswa dan Legislator” itu digelar pada Kamis pagi, 4 September 2025, di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah (Pusdam), Kampus ITSBM Selayar, Jalan R.A. Kartini Benteng.
Dalam kesempatan tersebut, salah seorang mahasiswa, Lukman Hakim, menyuarakan kegelisahan mengenai ketimpangan kesejahteraan dan hilangnya kepercayaan rakyat terhadap wakilnya.
“Kami bersuara bukan untuk sekadar didengar, tetapi untuk diberikan solusi nyata. Rakyat sudah kehilangan kepercayaan sebab kesejahteraan yang dijanjikan masih jauh dari kenyataan,” ujarnya dengan lantang.
Selain itu, mahasiswa juga menyinggung isu-isu nasional seperti dorongan pengesahan RUU Perampasan Aset, reformasi parlemen, pengetatan syarat calon anggota DPR, peninjauan gaji dan tunjangan wakil rakyat, audit BUMN, serta reformasi kepolisian yang lebih transparan. Mereka menolak kenaikan pajak tanpa jaminan kesejahteraan, menuntut pencopotan anggota DPR yang menghina rakyat, mendesak pembebasan tahanan demonstrasi, serta meminta jaminan kebebasan berekspresi.
Menanggapi aspirasi mahasiswa, Ketua DPRD Kepulauan Selayar, Mappatunru, menyampaikan komitmen untuk menyalurkan tuntutan tersebut sesuai mekanisme resmi.
“Untuk tuntutan ke pemerintah, kami akan sampaikan surat ke Bupati, lalu Bupati ke Gubernur, Gubernur ke Mendagri, dan Mendagri ke Presiden. Karena memang begitu tahapannya. Yang intinya kami mengapresiasi dan akan menindaklanjuti aspirasi dari mahasiswa,” tegas Mappatunru.
Sementara itu, Rektor ITSBM Selayar, Prof. Dr. Drs. Akbar Silo, MS., menilai langkah mahasiswa ini sebagai bentuk intelektualitas yang patut diteladani.
“Semoga jadi budaya akademik, ke depan jika ada aspirasi mahasiswa yang ingin disampaikan undang pihak terkait datang ke kampus untuk mendengarkan dan menjelaskan, dibahas dan didiskusikan bersama. Termasuk misalnya pemerintah daerah, undang dinas terkait. Kalau tidak mau datang baru datangi. Ini saya kira dapat menjadi contoh penyampaian aspirasi yang lebih baik ke depannya,” ujarnya.
Dialog yang berlangsung hingga menjelang siang ini berjalan aman dan kondusif. Aksi mahasiswa ITSBM Selayar ini sekaligus memberi teladan bahwa penyampaian aspirasi dapat dilakukan dengan cara akademis, bermartabat, dan berbeda dengan aksi demonstrasi rusuh yang belakangan marak di sejumlah daerah dan menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materiil.
(Red)























