Benteng – Pendataan Potensi Desa (PODES) 2021 telah mulai dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di masing-masing wilayah yang ada di Indonesia.
Hal itu dilakukan serentak mulai tanggal 2 hingga 30 Juni 2021 dengan menyasar semua Desa/Kelurahan, Kecamatan serta Kabupaten/Kota yang ada.
Untuk di Kabupaten Kepulauan Selayar, Joko Siswanto selaku Kepala BPS Kabupaten Kepulauan Selayar mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan pendataan di 88 Desa/Kelurahan, 11 Kecamatan yang ada.
“Pelaksanaan PODES 2021 ini sebenarnya kegiatan rutin yang dilakukan BPS setiap 2 tahun sebelum pelaksanaan sensus, sensus itu sendiri ada 3 yakni sensus penduduk, pertanian dan juga sensus ekonomi. Nanti di 2023 itu rencana BPS akan melakukan sensus pertanian makanya pada tahun ini PODES 2021 untuk mempersiapkan data sensus pertanian nantinya,” Ungkapnya.
Salah satu maksud dari pendataan PODES 2021 ini adalah untuk melihat sejauh mana capaian pembangunan yang ada di masing-masing daerah utamanya Desa, karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa gerakan pembangunan Desa ditujukan untuk mendukung pelaksanaan Undang-undang Desa dan mengawal pencapaian target-target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2020-2024.
“Selain dari kita mendata 88 Desa/Kelurahan, kita juga mendata 11 Kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Selayar dengan total anggota yang turun ke lapangan sebanyak 20 orang,” Imbuhnya.
PODES 2021 merupakan instrumen penting yang sangat diharapkan oleh Pemerintah Pusat, karena data yang dihasilkan dari PODES 2021 mampu menggambarkan potret terkini kondisi yang ada di Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia, di samping itu, data PODES 2021 menjadi sangat krusial dan dinanti-nantikan banyak pihak terkait, utamanya Pemerintah Daerah yang menjadi lokus dari pendataan PODES 2021 dalam rangka merencanakan dan mengevaluasi pembangunan yang sedang dan akan berlangsung.
Dalam pelaksanaan PODES 2021 ini di Kabupaten Kepulauan Selayar, ada sebanyak 18 instrumen yang akan didata oleh petugas lapangan BPS dengan melakukan wawancara langsung.
“Jadi untuk PODES 2021 ini kami menyebutnya ada 18 blok indikator yang masing-masing mempunyai pertanyaan. Misalnya keterangan tempat, keterangan petugas dan narasumber, keterangan umum desa/kelurahan, kependudukan dan ketenagakerjaan, perumahan dan lingkungan hidup, bencana alam dan mitigasi bencana alam, pendidikan dan kesehatan, sosial budaya, olahraga dan hiburan, angkutan, komunikasi dan informasi, penggunaan lahan, ekonomi, keamanan, keuangan dan aset desa, perlindungan sosial dan stunting, keterangan aparatur pemerintah desa/kelurahan, potensi pertanian dan yang terakhir adalah faktor pendukung dan kendala,” Jelasnya.
Sebagai sebuah instrumen penting menurut Joko Siswanto, pemanfaatan Data PODES 2021 nantinya akan sangat banyak dan beragam. Contoh, Data PODES 2021 dapat digunakan untukidentifikasi tipologi wilayah, misalnya perkotaan-perdesaan, pesisir-non pesisir, tertinggal-non tertinggal dan lain-lain.
“Tentunya kami berharap PODES 2021 berjalan dengan lancar, yang kedua tentu dengan ketersediaan data PODES 2021 ini kita berharap tersedia data tentang keberadaan dan perkembangan potensi yang dimiliki desa, kemudian ketiga sebagai bahan indikator perhitungan alokasi dana desa,” Imbuhnya.
Kabupaten Kepulauan Selayar yang notabene adalah daerah Kepulauan, BPS menghadapi beberapa tantangan saat melakukan PODES 2021.
“Tentu kita di Selayar yang menjadi tantangan utama adalah geografis tentunya yang berbeda dengan wilayah daratan yang setiap saat bisa diakses. Jadi kalau misalnya tim lapangan sudah ke pulau-pulau itu harapannya bisa diselesaikan semuanya baru kembali karena kalau untuk bolak balik itu agak susah. Yang kedua adalah muatan pertanyaan yang cukup banyak dan tentu petugas kami harus memiliki presepsi yang sama tentang pertanyaan yang ada di kuisioner, kemudian biasanya kendala yang kami temui adalah biasanya ada data yang tidak tersedia di desa sehingga kita harus ada yang namnya propin yakni menggali lebih dalam. Contoh misalnya kita mewawancarai seseorang yang sudah lanjut usia dan sudah lupa tahun kelahirannya, maka kita bisa pintar menggali informasi dengan pertanyaan-pertanyaan lain sehingga bisa lebih detail,” Jelasnya.
Dalam pelaksanaan PODES 2021 ini BPS melakukan pengumpulan data menggunakan aplikasi CAPI bagi seluruh petugas lapangan.
“Untuk petugas kami yang melakukan pendataan dengan jaringan yang bagus bisa mengumpulkan langsung ke aplikasi CAPI tapi untuk wilayah yang tanpa jaringan maka mereka harus mengumpulkan secara manual dulu, nanti ketika sudah kembali dan bisa mengakses internet yang baik baru di input ke aplikasi CAPI,” Tambahnya.
Lebih jauh, Joko Siswanto juga menjelaskan bahwa secara keseluruhan dalam pelaksanaan PODES 2021 dimasa pandemi ini para petugas sebelumnya telah diberikan pelatihan memberikan ilmu dan pengetahuan mengenai konsep dan definisi PODES 2021 serta teknik wawancara, sehingga ketika turun lapangan telah mempunyai pemahaman yang komprehensif mengenai PODES 2021 serta tidak kaku dalam mewawancarai para responden. Selain itu, para petugas di lapangan wajib dilakukan rapid antigen untuk mencegah penularan dan juga menjaga para petugas.
“Alhamdulillah, semua petugas kami yang turun kelapangan semuanya sudah dites dan hasilnya negatif. Kami juga mewajibkan untuk tetap menggunakan masker serta menerapkan protokol kesehatan lainnya jika turun ke lapangan,” Tukasnya.
Terakhir, Joko Siswanto berharap agar para petugas lapangan PODES 2021 ini bisa bekerja secara maksimal dan tetap didukung oleh semua pihak dalam memberikan data yang valid serta dukungan-dukungan lainnya.
“Semoga semuanya berjalan lancar dan alhamdulillah bapak Muh. Basli Ali selaku Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar telah memberikan himbauan kepada seluruh jajarannya agar bisa membantu petugas pelaksanaan PODES 2021 ini di lapangan,” Kuncinya.
Bolls