Selayarnews-Pemerintah memberi kabar gembira di awal Tahun 2025 melalui PLN, dengan memberikan Diskon 50% Tarif listrik bagi pelanggan rumah tangga dengan daya listrik 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA, yang berlaku Januari – Februari.
Namun, belum selesai masa diskon dari PLN, Pemerintah melalui BUMN lainnya yaitu PT Pertamina, kembali menaikkan harga BBM yang juga merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat, per hari ini, Sabtu, 1 Februari 2025.
Kenaikan harga BBM Non Subsidi ini berlaku untuk beberapa jenis BBM, seperti Pertamax (RON 92), Pertamax Green 95 (RON 95), Pertamax Turbo (RON 98), Dexlite, dan Pertamina Dex.
โPenyesuaian harga BBM ini dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum,โ bunyi Pengumuman Pertamina Sabtu (1/2/2025).
Beberapa produk BBM mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan. Pertamax, misalnya, naik dari Rp12.500 per liter pada Desember 2024 menjadi Rp12.900 per liter.
Sementara itu, Pertamax Turbo juga mengalami kenaikan dari Rp13.700 menjadi Rp14.000 per liter.
Meskipun demikian, harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar tetap stabil. Harga Pertalite masih di angka Rp10.000 per liter, sedangkan Solar subsidi tetap Rp6.800 per liter.
Berikut daftar terbaru harga BBM nonsubsidi per 1 Februari 2025:
- Pertamax (RON 92): Rp12.500 naik menjadi Rp12.900 per liter
- Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.700 naik menjadi Rp14.000 per liter
- Pertamax Green 95 (RON 95): Rp13.400 naik menjadi Rp13.700 per liter
- Dexlite: Rp13.600 naik menjadi Rp14.600 per liter
- Pertamina DEX: Rp13.900 naik menjadi Rp14.800 per liter.
Di beberapa daerah kebijakan ini mungkin tepat dan berlaku optimal, namun berbeda dengan Kabupaten Kepulauan Selayar.
Di Kabupaten Kepulauan Selayar, BBM bersubsidi jenis Pertalite jarang ditemukan di APMS. Konsumen sebagian besar dapat menikmati Pertalite, jika membeli di tingkat pengecer (Jual Botolan) yang harganya 15 Ribu rupiah perbotol (Bukan Perliter).
Belum lagi di Wilayah Kepulauan yang harganya bisa mencapai 20 ribu perliter. Itupun jarang ditemukan.
โ Saya masih bisa mengatakan bahwa Warga Pulau di Selayar belum merdeka. Untuk harga BBM jenis Pertalite itu harganya 15 sampai 20 ribuan per liternya, itupun untung kalau ada. โ Kata Arsyil Ihsan, salah seorang Legislator yang mewakili Wilayah Kawasan Taka Bonerate dan Pulau Jampea.
Ia pun berharap agar pemerintah mencari formulasi yang tepat agar subsidi BBM yang digembar gemborkan untuk Masyarakat marginal benar-benar terealisasi, dan bukan hanya alat dan alasan untuk menggerogoti APBN.
โ Pertamina turun langsung ke Selayar, liat apa yang terjadi, cari solusinya, bikin formulasinya dan terapkan. Saya yakin ini tidak hanya terjadi di Selayar tapi banyak daerah lain di Indonesia yang juga keadaannya sama, khususnya yang memiliki Wilayah pulau-pulau.โ tutup Arsyil.
(Oi).