Selayarnews – Menyusul beredarnya isu di media sosial yang menuding adanya tempe berjamur dalam sajian Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bontobangun, Yayasan Assoong Kabajikang Silajara (YAKS) langsung mengambil langkah cepat dengan melakukan evaluasi internal.
Ketua Yayasan Assoong Kabajikang Silajara, Zubair Nasir, S.E., menegaskan bahwa pihaknya telah menggelar rapat koordinasi bersama Kodim 1415 Selayar dan Polres Kepulauan Selayar selaku pengawas dan pendamping program MBG di daerah, untuk menindaklanjuti dan mengklarifikasi isu liar yang beredar.
“Saya sudah perintahkan Ketua SPPG Bontobangun untuk melakukan evaluasi terhadap ahli gizi, untuk mencermati apakah betul ada kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya. Jika memang ada kelalaian, apalagi disengaja, maka perlu dilakukan tindakan tegas dengan pemberhentian,” tegas Zubair, Rabu (5/11/2025).
Ia menambahkan, hasil koordinasi bersama unsur pengawas merekomendasikan agar setiap dapur SPPG di bawah naungan yayasan melakukan pengetatan kembali terhadap prosedur kebersihan, pengawasan bahan pangan, serta pemeriksaan berkala oleh ahli gizi sebelum proses distribusi makanan. Dan juga mengevaluasi person internal yang menyebarkan Isu liar dan membentuk opini publik secara sepihak.
Menurutnya, langkah ini bukan hanya untuk menjawab isu yang beredar, tetapi sebagai upaya penguatan sistem pengawasan internal demi menjaga kepercayaan publik terhadap program MBG yang menjadi salah satu prioritas nasional di bidang pemenuhan gizi masyarakat.
“Alhamdulillah, sepanjang operasional kami semua berjalan lancar. Kami di Yayasan Assoong Kabajikang tetap berbesar hati menerima kritik dan masukan sepanjang didasarkan pada fakta dan informasi yang jelas serta dapat dipertanggungjawabkan. Kami justru melihat kritik sebagai bagian penting dari proses perbaikan dan kontrol sosial,” ujar Zubair.
Ia juga menegaskan bahwa tujuan utama dari seluruh jajaran yayasan adalah memastikan keberlanjutan dan peningkatan kualitas layanan gizi bagi anak-anak sekolah, dengan menjunjung tinggi prinsip keamanan pangan dan tanggung jawab sosial.
“Program MBG ini adalah bentuk pengabdian untuk anak bangsa. Kami tidak ingin ada satu pun hal yang mencederai niat baik ini. Karena itu, setiap dugaan kelalaian akan kami tindaklanjuti dengan profesional,” pungkasnya.
(Red)























