Selayarnews-Setelah melakoni perlombaan di babak Final, Masyita Nashira berhasil raih Juara 1 Hafidz Qur’an 20 Juz di STQH XXXIII Sul-Sel. Hal tersebut ditetapkan Dewan Hakim pada pengumuman Pemenang Juara yang dilangsungkan dalam Acara Penutupan, pada Senin (08/05) semalam.
Sebagaimana berita kami sebelumnya, Masyita Nashira merupakan hafidzah Tunanetra yang berhasil menghafal 30 juz Alquran di usia 14 tahun, Masyita Nashira juga merupakan peserta STQH XXXIII di Kabupaten Kepulauan Selayar asal Pare-Pare.
Memiliki keterbatasan dalam penglihatan, tidak menghalangi Masyita Nashira akrab dipanggil Masyita ini untuk menghafal Alquran dan ikut berlomba di STQH XXXIII Sul-Sel.
Kepala Kantor Departemen Agama Kep.Selayar Aswar Badulu sebagai penanggung jawab STQH XXXIII tersebut menjelaskan jika bagi sebagian orang, keterbatasan fisik bukanlah alasan untuk terus menggali potensi dan menorehkan prestasi.
Hal ini sebagaimana diyakini sdri Masyita, pemenang lomba baca hifdzil Al-Qur’an golongan 20 juz putri yang merupakan penyandang disabilitas netra (penglihatan), atau yang lebih dikenal dengan sebutan ‘tunanetra’.
Dengan aktif mengikuti berbagai lomba Al-Qur’an, dirinya ingin menunjukkan keterbatasan yang dimiliki tak menghalanginya berprestasi.
“Di samping mengukur kemampuannya, dia juga ingin menunjukkan kepada orang-orang bahwa keterbatasan fisik itu bukan menjadi penghalang untuk kita berprestasi. Dan juga ingin menunjukkan kepada orang-orang bahwa menganggap keterbatasan fisik itu jangan dianggap sebelah mata.” Katanya.
Ia menambahkan, Masyita punya cara tersendiri dalam memaknai Al-Qur’an, yakni tidak hanya jadi pedoman hidup, melainkan pula sebagai sebuah kenikmatan yang ia peroleh.
“Makna dari Al-Qur’an itu adalah suatu kenikmatan, dan juga pedoman hidup, Karena dengan ada Al-Qur’an, sdr masyita lebih tenang menghadapi keterbatasan yang dialaminya dan lebih bisa menerima keadaannya tersebut.” tutupnya. (Rr)























