Selayarnews-Setelah berlangsung kurang lebih 2 Jam pasca gempa 7,9 SR, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) resmi mengakhiri peringatan Dini Tsunami untuk Wilayah Maluku dan Sekitarnya.
Dikutip dari CNN Indonesia, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan adanya kenaikan tinggi air laut, Namun kenaikan itu tidak signifikan.
“Berdasarkan observasi 4 tide gauge di sekitar sumber gempa bumi yaitu di Seira, Adaut, Lirang, dan di Larat, tidak menunjukkan adanya anomali atau perubahan tinggi air laut yang signifikan, jadi ada perubahan tapi tidak signifikan,” kata Dwikorita mengutip detikcom, Selasa (10/1).
Setelah menunggu dua jam seusai SOP prakiraan datangnya tsunami, BMKG tidak menemukan adanya perubahan yang signifikan. Oleh karena itu, BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami.
“Kemudian berdasarkan hal tersebut maka dilakukan pengakhiran peringatan dini tsunami kurang lebih dua jam setelah waktu datangnya tsunami, yaitu pengakhiran peringatan dini tsunami bukan dicabut bukan dibatalkan, tetapi diakhiri karena terlihat tetap ada kenaikan muka air laut hanya tidak signifikan,” ujarnya.
Selain itu BMKG juga memutakhirkan data gempa, yang sebelumnya bermagnitudo 7,9 menjadi magnitudo 7,5.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi dan Geofisika mengeluarkan Peringatan Dini Tsunami pasca gempa berkekuatan 7,9 SR pada Pukul 10-Jan-23 00:47:34 WIB di Tanimbar Islands Region, Indonesia 134 km Barat Laut Maluku Tenggara.
Peringatan Siaga Tsunami berlaku untuk wilayah Maluku, Maluku Tengah, Maluku Kepulauan, Maluku Tenggara, Maluku Tenggara, P.Yamdea dan Kota Ambon.
(Red)























