Selayarnews– Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kepulauan Selayar, Nur Ihsan Chairudin, S.S., menegaskan bahwa pelaksanaan Car Free Day (CFD) di Kota Benteng sepenuhnya dijalankan oleh komunitas pelaku UMKM secara mandiri. Dinas Pariwisata hadir hanya sebagai fasilitator agar kegiatan berjalan tertib dan terarah.
“CFD ini adalah ruang yang lahir dari inisiatif dan berjalan bersama komunitas UMKM . Karena ini program mandiri, kami hanya mendukung penyediaan tempat, izin dan koordinasi keamanan dan memastikan pelaksanaannya bisa berjalan lancar, terkait kebijakan operasional di dalamnya itu bberdasarkan koordinasi dan kesepakatan antar Komunitas UMKM sendiri” ujar Nur Ihsan dalam jumpa pers yang digelar di ruang kerjanya, Jl. Jend. Sudirman Benteng, Jumat (12/9).
Ia menyebutkan, CFD telah memberi dampak signifikan terhadap perekonomian lokal. Setiap kali pelaksanaan, kegiatan ini mampu menggerakkan omset perdagangan hingga mencapai ratusan juta rupiah. Hal tersebut, menurutnya, menjadi bukti bahwa CFD bukan hanya ajang olahraga dan rekreasi, tetapi juga ruang tumbuhnya ekonomi kreatif masyarakat.
Lebih lanjut, Kadispar menyampaikan komitmennya untuk terus memperkuat keberlangsungan CFD melalui dukungan program pemberdayaan UMKM. Pemerintah daerah, kata dia, terbuka mencari skema bantuan yang bisa meringankan beban pelaku usaha tanpa mengurangi kemandirian komunitas.
Terkait isu yang berkembang mengenai rencana pemasangan instalasi listrik mandiri bagi UMKM di arena CFD, Nur Ihsan menegaskan bahwa usulan tersebut ditunda. Untuk sementara, listrik tetap disuplai dari Kantor Dinas Pariwisata agar tidak membebani pelaku UMKM. Ia menambahkan, hal ini akan dilaporkan langsung ke Bupati dan diupayakan agar pemasangan listrik mandiri dapat diwujudkan melalui program gratis.
“Tidak ada pungutan dari Dinas. Semua keputusan teknis di CFD merupakan kesepakatan komunitas UMKM. Kami hadir untuk mendukung, bukan membebani,” tegasnya.
Dalam jumpa pers tersebut, Koordinator Komunitas UMKM, Ruslan dan Ibu Eka, membenarkan bahwa kegiatan UMKM kreatif di arena CFD telah memberi manfaat besar bagi sebagian besar pelaku usaha. Menurut mereka, hampir semua UMKM merasa terbantu karena usaha mereka bisa berjalan lancar, bahkan rata-rata omset per tenan mencapai Rp800 ribu hingga Rp2 juta setiap minggu.
Kendati demikian, mereka mengakui masih ada beberapa rekan UMKM yang baru bergabung belum mendapatkan hasil memadai, bahkan ada yang jualannya kurang laku.
“Ada beberapa rekan yang mengeluh, khususnya yang baru. Nah mereka inilah yang kami harapkan dapat sentuhan pembinaan atau intervensi dari pemerintah,” kata Ibu Eka.
Dalam kesempatan itu, Kadispar juga mengajak seluruh media untuk ikut berperan aktif dalam mempublikasikan kegiatan CFD serta potensi wisata daerah. Menurutnya, dukungan pemberitaan yang konstruktif akan sangat membantu dalam meningkatkan citra pariwisata dan mendorong pertumbuhan pendapatan UMKM di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dengan klarifikasi tersebut, Kadispar berharap polemik yang sempat mencuat bisa terjawab sekaligus meneguhkan posisi CFD Selayar sebagai ruang ekonomi rakyat yang tumbuh mandiri. Ke depan, ia menargetkan agar kegiatan ini tidak hanya menjadi pusat aktivitas UMKM, tetapi juga berkembang sebagai salah satu ikon wisata Kota Benteng.
(Red)























