Selayarnews– Prestasi gemilang atlet Kepulauan Selayar dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sulawesi Selatan kini berada di ujung tanduk (Injury Time). Setelah menempati peringkat ke-3 dengan meraih 38 Medali, yaitu 12 Emas, 11 Perak dan 15 Perunggu di Porprov XVI Pinrang Tahun 2018, dan peringkat ke-7 dengan 59 medali (18 emas, 22 perak, 19 perunggu) di Porprov XVII Sinjai-Bulukumba 2022, tantangan semakin berat menyambut Pra-Porprov 2025 yang akan dimulai Juni mendatang.
Kekhawatiran ini mengemuka dalam Rapat Koordinasi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kepulauan Selayar yang digelar Sabtu (12/4/2025). Dipimpin Ketua KONI Jonni Hidayah, rapat membahas dua isu kritis: kepengurusan yang telah berakhir masa jabatannya sejak 3 Maret 2025 dan minimnya anggaran persiapan Pra-Porprov.
“Kami sudah berakhir masa Jabatan pada 03 Maret 2025 yang lalu, KONI Provinsi memberi perpanjangan masa jabatan hingga Juni 2025, jadi kami harus segera membentuk kepengurusan baru melalui Musda sekaligus mempersiapkan Pra Porprov yang juga sudah sangat mepet waktunya.” Ungkap Jonni Hidayah. Ia menegaskan, sesuai AD/ART, dirinya tidak lagi bersyarat untuk mencalonkan diri setelah dua periode memimpin.

Kendala utama yang terungkap dalam Rapat Koordinasi tersebut, salah satunya adalah belum adanya sosok pengganti sebagai Ketua KONI yang dinilai ideal. Padahal, rekomendasi kepengurusan definitif menjadi syarat mutlak keikutsertaan atlet di Pra-Porprov. Rakor akhirnya membentuk Organizing Committee (OC) dan Race Committee (RC) untuk mempercepat proses Musda KONI 2025-2030.
Masalah lain adalah status kepengurusan sejumlah cabang olahraga yang juga sudah demisioner.
“Jika ini tidak segera diselesaikan, bisa berdampak pada administrasi dan kualitas atlet kita,” Ungkap salah seorang Pengurus Cabor dalam sesi Diskusi.
Persoalan semakin pelik dengan realisasi anggaran yang jauh dari kebutuhan. KONI awalnya mengusulkan dana Rp8,5 miliar, dipotong Dispora menjadi Rp3,5 miliar, dan akhirnya disetujui DPRD hanya Rp1 miliar.
Kondisi ini mengancam program latihan dan operasional cabang olahraga. Padahal, lolos Pra-Porprov adalah gerbang menuju Porprov 2026.
“Kami khawatir prestasi sebelumnya tidak bisa dipertahankan. Tanpa dukungan anggaran dan kepengurusan yang solid, mustahil atlet bisa berprestasi optimal,” tegasnya.
Ditengah keterbatasan,para peserta Rapat Koordinasi berharap pemerintah daerah segera merealisasikan anggaran dan seluruh pemangku kepentingan bergerak cepat.
“Ini bukan soal KONI saja, tapi harga diri Selayar di kancah olahraga Sulsel,” pungkas Gunawan.
Ia pun berharap dukungan dan kerjasama semua pihak, agar tradisi prestasi Selayar di Porprov dapat tetap dilanjutkan di Masa mendatang.
(Red























