Selayarnews– Nelayan di wilayah kepulauan, Kabupaten Kepulauan Selayar mengeluhkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar subsisidi sulit didapatkan. Akibatnya para nelayan memilih untuk tidak melaut dan memarkir perahu mereka di pinggir pantai.
Salah seorang nelayan Pulau Rajuni, Kecamatan Taka Bonerate, Ilyas (42) mengatakan keberadaan BBM jenis Solar bukan saja sulit didapatkan, melainkan telah menghilang dari pasaran.
“Sudah tidak ada lagi pedagang eceran menjual solar, perahu kita parkir saja di pantai karena tidak ada bahan bakar yang dipakai untuk melaut,” kata Ilyas, Kamis (13/10/2022).
Hal yang sama dialami nelayan Pulau Jinato, Taka Bonerate bernama Ilham (48) mengatakan BBM jenis solar di desanya sulit didapatkan.
Hal ini disinyalir karena kekhawatiran kapal pengangkut BBM dari kabupaten lain membawa pasokan BBM berlebih untuk dijual ke nelayan.
“Semakin susah karena tidak ada lagi kapal pembeli ikan dari Kabupaten Sinjai, Bulukumba dan Bantaeng mau masuk bawa solar, mereka takut bermasalah dengan penegak hukum,” kata Ilham.
Tak hanya di Pulau Rajuni dan Pulau Jinato, hal serupa juga dialami nelayan di Pulau Tarupa Taka Bonerate. Hal ini disampaikan Nurdin (38), ia mengatakan kalaupun Solar tersedia di desanya, harganya terbilang mahal, karena dijual diatas harga Rp 10 Ribu.
“Solar sudah langka dan kalau ada harganya diatas 10 Ribu sampai 13 Ribu per Liter, ini karena tidak ada pasokan yang datang dibawa kapal-kapal pengangkut ikan dari Bulukumba,” ujar Nurdin.
Para nelayan di wilayah Kecamatan Taka Bonerate berharap kondisi ini mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah dan wakil rakyat. Minimal memberikan solusi terkait apa yang mereka alami, bagi kelangsungan pekerjaan mereka menafkahi keluarga. (AJ)