Selayarnews– Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menggelar pelatihan pengelolaan toilet di destinasi wisata di Hotel Rayhan Square, Senin (21/03/2022).
Acara tersebut dibuka oleh Hizbullah Kamaruddin selaku Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Selayar, kemudian dilanjutkan dengan pembawaan materi dari Dosen Politeknik Pariwisata Makassar, Dr. Ali Muhtasom, S.Sos.MM.
Ali menyampaikan beragam materi seperti pengelolaan kebersihan dan kesehatan lingkungan dalam pariwisata di masa pandemi serta standar toilet bersih dan higenis di Indonesia dan ASEAN.
Kegiatan ini ternyata mendapat tanggapan kurang simpatik dari Warga. Salah seorang Warga melalui akun FB Arya Kelana menulis di Group FB Wajah Selayar.
“biar toilet dibuatkanji Pelatihan, seperti mami tidak ada gagasan lain yg mau dibahas dlm forum” tulis Akun Arya Kelana.
“Sayang Anggarannya, padahal terlalu banyak Subjek Pariwisata yg bisa dibuat pelatihan, Promosi Wisata dengan Digital Marketing misalnya, ” Ungkap Andi Rusbiandi dikutip dari Grub FB Wajah Selayar.
Akun Histar Bastanta Ginting juga menyoroti hal yang sama. Ia mengatakan kalau bangsa kita tertinggal dari bangsa lain karena kegiatan seperti pelatihan toilet harus diagendakan oleh Disparbud Selayar.
” Apakah PEMDA khususnya DINAS PARIWISATA sudah kehabisan ide itu menyalurkan anggaran negara yg dialokasikan untuk pariwisata selayar? serius nanya, kalaupun memang mau diperbaiki SDMnya cukup masyarakatnya saja yang diberikan sosialisasi tentang apa yang mau dibahas ini, saya nyebutnya saja enggan, tapi terpaksa TOILET, Tegas Akun Histar Bastanta Ginting.
Sorotan inipun dijawab langsung oleh salah seorang yang mengaku Panitia dalam penyelenggaraan tersebut melalui akun FB Dhian Trisnawaty.
” Tabe teman2, saya sebagai panitia Pelatihan Pengelolaan Toilet di Destinasi Wisata. Pertama, pelatihan “pengelolaan toilet” ini masuk dimenu DAK NON FISIK dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta sudah ditentukan dimasing2 Bidang Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sesuai JUKNIS Tahun 2021 – 2022 sesuai peraturan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Dana Pelayanan Kepariwisataan Tahun Anggaran 2022 ” tulisnya.
Ia juga menulis bahwa dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) terdapat 7 kriteria penilaian ADWI yaitu Daya Tarik Wisata, Homestay, Souvenir, Toilet, Desa Digital, CHSE ( Clean, Health, safety, Environment Suistainability) dan Konten Kreatif.
” Ini adalah syarat penjuaraan lomba ADWI tahun 2021 -2022. Salah satunya kebersihan TOILET Ketiga. ini bersumber Dana DAK NON FISIK kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif” tutupnya.
Ketua DPC Masata Selayar Mahdalijah yang turut membawakan materi tentang pengelolaan toilet di desa wisata, pendampingan SDM dan memberikan gambaran mengenai ajang Anugerah Desa Wisata, mengatakan bahwa Pelatihan tersebut penting.
Menurutnya bahwa toilet di destinasi wisata Selayar belum baik, maka dari itu pelatihan ini sangat diperlukan, dengan harapan para pengelola objek wisata paham standar toilet yang baik dan benar.
“Toilet merupakan kebutuhan semua orang dan menjadi bagian dari servis sebuah kawasan wisata. Bila impresi pertama seorang wisatawan toiletnya kotor, maka mereka akan langsung menilai manajemen kawasan tersebut tidak bagus,” Ungkap Mahdalijah saat dihubungi Selayarnews, Selasa (22/03/2022).