Selayarnews.com – Mungkin ada yang bertanya apa yang berharga dari kelapa? Sedemikian pentingkah kelapa sehingga butuh perhatian dan perlu diselamatkan? Jawabannya tidak sesederhana bahwa tanaman ini menghasilkan buah yang diperas untuk santan dan minyaknya.
Tidak sekedar memiliki manfaat dan potensi ekonomi yang luar biasa. Lebih dari itu, kelapa sangat terkait dengan sejarah perjalanan bangsa. Ada cerita patriotisme pejuang, keuletan dan kegigihan pengusaha-pengusaha besar Indonesia. Kelapa telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari masyarakat kita. Mari kita uraikan satu per satu.
Kelapa adalah tanaman yang telah menorehkan jasanya dalam sejarah perjalanan bangsa. Betapa tidak biaya perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan, untuk membeli logistik, persenjataan dan amunisi hampir separuhnya diperoleh dari hasil perdagangan kopra.
Demikian pula pasca kemerdekaan biaya diplomasi internasional, pembangunan infrastruktur, gedung dan perkantoran juga dari hasil perdagangan kopra. Besarnya kontribusi kelapa dibenarkan oleh Rasyid Asba dalam bukunya ‘Kopra Makassar, Perebutan Pusat dan Daerah’ (2012).
Menurut Asba, 40% pendapatan pemerintahan pada masa itu berasal dari kopra. Kopra merupakan komoditas unggulan, negara-negara eropa dan amerika banyak mengimpor kopra. Pabrik minyak kelapa yang mengolah kopra bisa ditemui di Jerman, Belanda bahkan Amerika.
Beberapa tokoh pejuang dan pahlawan nasional lahir dan tumbuh diantara perkebunan kelapa. Sebut saja DR. Sam Ratulangi, Kawilarang, Wolter Mongisidi yang berasal dari Sulawesi Utara, Jendral Sudirman yang besar di Cilacap daerah penghasil kelapa serta beberapa tokoh lainnya dari Sumatera Barat.
Cerita heroisme John Lie juga terkait dengan kelapa, pahlawan nasional pertama keturunan tionghoa ini dengan gagah menembus barikade pasukan Belanda di perairan Malaka menyelundupkan kopra untuk dibarter dengan senjata dan amunisi di Singapur. Padahal kapten kapal gagah ini sempat ditawari untuk bergabung dengan angkatan laut Belanda, ia lebih memilih berjuang untuk Indonesia.
Kelapa juga mendidik dan melahirkan pengusaha besar dan handal Indonesia. Sebut saja Eka Tjipta Wijaya saat memulai usahanya berdagang kopra di Makassar. Ia bahkan dengan gigih berlayar untuk mencari kopra di pusat produksi kelapa di Selayar, pulau kecil diselatan Sulawesi. Begitu pula Ciputra pengusaha property lainnya yang lahir di Parigi kota pesisir di Sulawesi Tengah kemudian hijrah desa Paguat Gorontalo yang saat itu masih bagian dari provinsi Nyiur Melambai Sulawesi Utara.
Ayah Ciputra adalah pengusaha kopra dan kepiawaian konstruksi bangunan Ciputra muda diawali ketika membantu sang ayah ketika memperbaiki desain gudang kopranya. Sederet nama pengusaha lain yang berbisnis dibidang kelapa termasuk Sudono Salim dan Peter Sondakh juga pernah menyentuh kopra. Om Liem berdagang kopra melalui perusahaan patungannya dengan Probosutedjo adik presiden Suharto. Peter Sondakh lain lagi, dalam usia cukup muda ia diwarisi usaha kopra sepeninggal ayahnya di Surabaya. Dari usaha itulah pemilik Rajawali Group ini melebarkan sayapnya seperti sekarang ini.
Menyebut konglomerat lain, muncul pula Mochtar Riady pendiri Lippo Group yang ternyata pernah tinggal sementara di Tembilahan Riau tahun 1954 untuk membangun usaha ekspedisinya. Dalam kurun waktu yang singkat, pada usia 25 tahun ia telah memiliki beberapa armada kapal pengangkut kopra. Tembilahan Kabupaten Inhil Riau memang pusat penghasil kelapa terbesar di Indonesia, hingga kini. Lippo Group, belakangan membangun pabrik kelapa yang cukup besar di Pangandaran Jawa Barat.
Kelapa tidak dipungkiri telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat kita sehari-hari. Hampir seluruh bagian dari tanaman seribu manfaat ini menyatu kedalam unsur-unsur budaya. Sebut saja masakan, rumah atau bangunan tempat tinggal, mata pencaharian, seni dan kerajinan tangan dan lain sebagainya.
*****