Selayarnews– Sudah menjadi pemandangan rutin, ketika kita melintas di Lapangan Pemuda Benteng pada pagi dan sore hari, ada puluhan Ibu-ibu yang berkumpul di Sisi Utara Lapangan tersebut.
Bukan untuk menonton orang-orang yang “Joging” atau sekedar menyaksikan hilir mudik lalulintas, maupun aktifitas di Sekitar. Mereka ternyata adalah Pekerja Lepas yang bertugas membersihkan (Menyapu) jalanan dan trotoar di Sekitar Wilayah Kota Benteng.
Mereka berkumpul pagi dan sore di tempat tersebut, hanya untuk sekedar mengisi absen dari Mandor perusahaan Pihak ketiga, yang bertanggung jawab membersihkan Kota Benteng.
Salah seorang Pekerja kebersihan yang ditemui Selayarnews mengaku terbebani karena harus mengeluarkan biaya tambahan untuk isi bensin atau kadang harus jalan kaki. Namun ia juga mengakui sudah terbiasa dengan hal tersebut, karena aturannya seperti itu.
“ Jadi kami membersihkan Lokasi yang menjadi tanggung jawab kami sejak subuh hingga pagi hari, setelah membersihkan kami harus ke Lapangan Pemuda pada 07 Pagi, untuk menunggu Mandor yang membawa absen untuk kami isi sebagai bukti kehadiran.” Kata Salah seorang Pekerja yang kami pilih tidak ungkap Identitasnya.
Ia mengaku, kadang-kadang harus menunggu sejam hingga dua jam untuk menunggu sang Mandor datang, karena harus mensurvei dulu lokasi-lokasi yang sudah dibersihkan.
Kondisi ini juga terjadi pada sore hari. Dimana setelah mereka membersihkan di Lokasi masing-masing pada Pkl 17.00 Wita mereka harus kembali berkumpul di Lapangan Pemuda untuk Absen, tak jarang mereka harus menunggu hingga magrib.
Meskipun sudah terbiasa dengan rutinitas tersebut, namun ia berharap ada kebijakan. Karena sebagian besar adalah Ibu-ibu rumah tangga yang harusnya sudah dapat memasak atau mengurus keluarganya pada pagi dan sore hari usai membersihkan lokasi yang menjadi tanggung jawabnya, namun mereka harus berkumpul lagi untuk absen.
“ Kadang lebih lama menunggu untuk absen dari kegiatan kami membersihkan di Lokasi kami. Maksud saya pak, bukankah kalau mandor sudah mensurvei lokasi kami dan sudah terlihat bahwa lokasi itu sudah dibersihkan, itu sudah bukti bahwa kami sudah hadir dan bekerja. Bisa juga kami disuruh foto di Lokasi setelah membersihkan dan kami kirim ke Mandor di samping tetap di survei” Katanya.
Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Taufik Kadir yang dikonfirmasi membenarkan hal tersebut, ia mengatakan bahwa memang aturannya seperti itu.
“ Tdk tau mau ngomong apa krn sdh bgt aturannya, ya kalau ada penyapu yg keberatan dan tdk mampu mengikuti ya berenti sj biar diganti dgn yg lain. Pekerjaan ini jadi rebutan bagi mereka yg mau nambah penghasilan.” Kata Taufik via Pesan WhatsApp.
Ia menambahkan bahwa, pihaknya memperketat aturan untuk mewujudkan visinya menjadikan Selayar sebagai Kabupaten terbersih di Sulsel.
“ Memang kami perketat aturannya krn visi kami adalah menjadikan selayar sbg kabupaten terbersih di sulsel sambi kami memperkuat di masyarakat, perkantoran, toko untk melakukan pemilahan. Jalurnya siapa yg tdk bersih akan ditindaki, kami tetap memberikan reward dan punishmen bagi petugas kebersihan dgn mempertimbangkan anggaran yg ada” tutup Taufik.
Untuk diketahui, Petugas Kebersihan yang ditemui Selayarnews, mengaku mendapatkan Gaji Rp 950 Ribu Rupiah per bulan.
(Red)