Selayarnews– Sebuah pasar tradisional di Dusun Tile-tile Desa Patikarya Kecamatan Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar, yang telah ada sejak jaman dahulu hingga saat ini mesih bertahan. Meskipun tidak terlalu ramai, namun pasar “Super Kilat” tersebut, lebih dipilih digunakan ketimbang Pasar yang dibangun oleh Pemerintah di Desa tersebut.
Warga setempat menamai pasar tersebut, Pasar kedeng-kedeng. Disebut demikian karena pasar tersebut biasanya dimulai pkl 05.00 Subuh atau setelah sholat subuh hingga Pkl 06.00 pagi. Kedeng-kedeng dalam bahasa Indonesia diartikan Jongkok dalam waktu singkat.
” Para penjual di sana itu tidak ditempat yang tetap, sambil jalan ia menjajakan Jualannya, begitupun pembeli. Biasanya jualan sayur , pisang, ikan dan bahan dapur lainnya. Jika kita terlambat atau kesana jam setengah tujuh pagi, sudah tidak ada apa-apa di sana, lokasinya di Pinggir Jalan” kata Abd. Azis, salah seorang Pemuda dari Desa tersebut
Ia menambahkan, yang memprihatinkan adalah ternyata di Dusun Tile-,tile Desa Patikarya tersebut telah dibangun sebuah Pasar sekitar 5 Tahun lalu Namun justru Pasar tersebut tidak pernah digunakan hingga saat ini.
” Ada Pasar yang sudah dibangun Pemerintah di Jalan masuk Dusun Lembangia. Tapi setelah dibangun tidak pernah digunakan. Bangunannya sekarang sudah hampir tidak kelihatan karena ditumbuhi rumput liar dn semak-semak ” tambah Azis.
Ia mengaku tidak tahu pasti kenapa Pasar tersebut tidak digunakan dan Warga lebih memilih pasa Kedeng-kedeng tersebut.
” Awalnya kata Warga, para penjual harus menyewa untuk dapat bagian Los di Pasar tersebut. Namun tidak ada yang mau menyewa, karena mereka takut rugi karena belum jelas apakah akan ramai atau tidak. Apalagi sudah jadi kebiasaan Masyarakat ke pasar hanya sebentar” jelasnya.
Ia mengatakan, bahwa harusnya karena sudah terlanjur dibangun dan menggunakan uang yang tidak sedikit, Pasar tersebut harusnya digunakan dan Pemerintah harusnya mencari Solusi. (Red)