Selayarnews– Gempa bumi 7,4 SR yang mengguncang wilayah Kecamatan Pasilambena, Kepulauan Selayar beberapa waktu yang lalu mengundang beberapa pusat studi mengeluarkan pendapat. Salah satunya ialah ahli geologi dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Adi Maulana.
Menurutnya, gempa bumi di laut flores, NTT yang berdampak besar ke Pasilambena, Kepulauan Selayar harus diantisipasi dengan dibangunnya mitigasi bencana.
Mitigasi bencana menurut Adi, bertujuan untuk memberi peringatan dini kepada masyarakat terkait apa yang mesti dilakukan. Sehingga warga bisa bersiap jika gempa bumi terjadi.
Menanggapi hal tersebut, Camat Pasilambena, Patta Bau, S. Sos mengatakan usulan-usulan tersebut sebelumnya telah dibahas oleh Pemerintah bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Selayar.
“Hal ini sebelumnya telah jadi pembahasan oleh Pemerintah Kabupaten, bersama BPBD dan BMKG. Dan juga telah dibahas dalam Musrenbang tingkat Kecamatan,” kata Patta Bau melalui saluran telepon, Selasa (1/3).
Camat Pasilambena ini juga menambahkan telah ada upaya yang dilakukan Pemerintah setempat dengan melakukan sosialisasi kepada warga di deda-desa, Kecamatan Pasilambena.
“Telah kita lakukan sosialisasi agar masyarakat di desa-desa untuk sigap bencana. Selain itu, dampak gempa yang terjadi beberapa waktu yang lalu membuat bibir pantai di Latokdok Barat menjadi turun. Upaya yang kita lakukan ialah membangun tanggul sementara sebagai penahan ombak, sembari menunggu pembangunan tanggul dari Pemerintah Kabupaten,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, pemerintah Kecamatan Pasilambena bersama jajaran Forkopimca melakukan langkah darurat dengan membangun tanggul sementara di bibir pantai Latokdo Barat, Desa Kalaotoa, pada Jumat (25/2) silam.
Bersama dengan masyarakat, Pemerintah Kecamatan Pasilambena bergotong royong membangun tanggul sementara dengan menggunakan karung yang berisi kayu, batu karang dan pasir. (AJ)