Selayarnews.com – Tidak banyak yang tahu tentang anti makassar/Antimacassar.
Antimacassar merupakan kain kecil yang diletakkan di atas punggung atau lengan kursi, atau kepala atau bantal sofa, untuk mencegah kotoran kain permanen di bawahnya. Nama itu juga merujuk pada tutup kain ‘kerah’ di baju atau atasan pelaut, yang digunakan untuk menjaga minyak makassar dari seragam.
Antimacassars asli biasanya terbuat dari rajutan putih yang kaku, tetapi pada kuartal ketiga abad ke-19 mereka menjadi lebih sederhana dan lebih lembut, biasanya kain disulam dengan pola sederhana dalam wol atau sutra.
Dahulu, dari akhir abad ke-18 hingga awal abad ke-19, terkenal di Inggris sebuah produk yang dinamakan ‘Minyak Makassar’ atau ‘Macassar Oil’. Minyak makasar / oil macadsar adalah salep untuk rambut yang biasa digunakan oleh pria di awal abad ke-19. Penyair Byron menyebutnya “minyakmu yang tiada bandingannya, Makasar”.
Mode untuk rambut berminyak menjadi begitu luas di zaman Victoria dan Edwardian sehingga ibu rumah tangga mulai menutupi lengan dan punggung kursi mereka dengan kain yang bisa dicuci untuk mencegah penutup kain dari yang kotor. Sekitar tahun 1850, ini mulai dikenal sebagai antimacassars. Mereka juga dipasang di bioskop, dari tahun 1865.
Minyak makassar diramu dari minyak kelapa atau juga minyak kesambi yang dicampur dengan minyak bunga kenanga (Cananga odorata) dan juga minyak tanaman berbau harum lainnya. Oleh produsennya di London dinamakan ‘Minyak Makassar.’ Iklan menyatakan bahwa minyak ini mujarab untuk mengatasi kebotakan pria.
Nama “minyak makassar” adalah nama perdagangan dan merupakan nama yang diberikan oleh orang Eropa karena bahan-bahannya yang dibeli dan diperdagangkan di pelabuhan Makassar pada abad ke-19. Pada awal abad ke-20, antimacassars telah menjadi begitu terkait dalam pikiran orang-orang dengan periode Victoria sehingga kata itu secara singkat menjadi istilah kiasan untuk itu. Sebagai contoh, antimacassars adalah sugestif dari wanita zaman Victoria kuno di novel Rebecca West, The Return of the Soldier.
Salah satu akibat negatif penggunaannya ialah sandaran kursi menjadi kotor oleh kepala orang yang menggunakan minyak tersebut. Untuk mencegah sandaran kursi menjadi kotor, dibuatlah lapisan kain yang dilekatkan pada sandaran kursi.
Pelapis ini dinamakan ‘antimacassar’. Para penumpang pesawat terbang pasti melihatnya di sandaran kursinya di pesawat. Bukan hanya di pesawat terbang ada ‘antimacassar’. Di seluruh dunia, orang menerapkan “antimacassar” pada perabot rumahnya, khususnya kursi dan meja.
Saat ini Antimacassars juga digunakan pada sandaran kepala kursi kendaraan angkutan penumpang komersial, seperti kereta api, bus dan, terutama, pesawat terbang untuk memperpanjang umur kain.
Dalam catatan sejarah makasar sejak abad ke 17 merupakan kota perdagangan maritim dikawasan timur. Kota ini merupakan titik temu antara dunia niaga belahan timur (Maluku dan Irian Jaya), barat (Kalimantan, Malaka,Sumatra, Jawa, Asia Selatan dan Eropa), Utara (Philipina, Jepang dan Cina) dan selatan (Nusa Tenggara dan Australia).
Komoditi utama dari perdagangan itu adalah rempah-rempah, beras, jagung, kopi, kopra, kain tenun, kayu cendana dan budak.
Kegiatan perdagangan itu telah menciptakan arus pertukaran komoditi dari berbagai penjuru penghasil produksi komoditi-komoditi. Terjalinnya hubungan dagang Makassar dengan bangsa asing seperti Eropa, Cina, India cukup terlihat dengan jelas.
Makassar memiliki fungsi yang sangat penting dalam perdagangan komoditas. Dari Makassar komoditi dikapalkan ke daerah lain dan hubungan itu telah melahirkan kontak dagang dengan dunia luar dan menciptakan lalu lintas penting di Makassar. (R)
Dikutip dari berbagai sumber.