Selayarnews.com- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar menyebutkan, adanya ancaman cuaca ekstrem yang dapat melanda beberapa kabupaten yang termasuk dalam wilayah Pantai Barat Sulsel.
Daerah tersebut meliputi Kabupaten Barru, Pangkep, Maros, Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, sebagian wilayah Bantaeng dan Kabupaten Kepulauan Selayar. Puncak cuaca ekstrem diprediksi pada akhir Januari hingga awal Februari 2020.
Menyikapi situasi alam ini, Kodim 1415 Selayar menggelar Apel Kesiapsiagaan dalam rangka mengantisipasi dan menghadapi terjadinya ancaman bencana alam banjir, Laka Laut dan tanah longsor, di Lapangan Pemuda Benteng Kepulauan Selayar, Rabu 08/01.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Bupati Kep. Selayar H. Muh. Basli Ali, Ketua DPRD Mappatunru, S.Pd, Dandim 1415 Letkol. Arm. Yuwono, S.Sos.MM, Kapolres AKBP Temmangnganro Machmud, SIK, MH, Ketua Pengadilan Negeri, Ketua Pengadilan Agama, Staf Ahli, Asisten dan Kepala perangkat Daerah, Ketua Tim Penggerak PKK, Para Pimpinan Instansi Vertikal BUMN / BUMD dan Undangan lainnya.
Apel juga melibatkan Pasukan Kesiapsiagaan dari berbagai Unsur antara lain Personel Kodim, Polres, Kodim 1415, Rutan, Dishub, Damkar, Sat Pol PP , BPBD, Basarnas, Tagana, Staf Parwisata, PMI dan stakeholder lainnya.
Dandim 1415 Kep. Selayar Letkol. Arm. Yuwono, S.Sos.MM dalam sambutannya menegaskan bahwa Adanya prediksi cuacanya ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) perlu diantisipasi bersama.
“TNI dan Polri beserta stakeholder agar dapat bersinergi guna memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat untuk melaksanakan kesiapsiagaan penanggulangan terjadinya ancaman banjir dan tanah longsor dan ancaman lain akibat cuaca ekstrem” Kata Yuwono.
Untuk diketahui, sejak beberapa hari terakhir, Cuaca ekstrem sudah melanda Wilayah Kepulauan Selayar. Beberapa pohon tumbang akibat angin kencang yang secara berentetan juga mengakibatkan terjadinya gangguan kelistrikan .
Kondisi perairan dengan ancaman Gelombang juga mengakibatkan terjadinya ketidakpastian pelayaran. PT. ASDP yang melayani penyeberangan Pammatata-Bira terpaksa memberlakukan sistem buka tutup layanan penyeberangan.
As