Selayarnews.com – Maulid Nabi atau peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad, SAW diperingati secara berbeda di berbagai daerah di Indonesia, Salah satunya peringatan Maulid Nabi oleh Masyarakat Tanete Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar.
Masyarakat Tanete yang dimaksud disini adalah masyarakat yang menghuni bagian utara Kepulauan Selayar atau lebih dikenal Tanete yang terdiri dari beberapa Desa antara lain Desa Kayu Bauk, Desa Tanete, Desa Pamatata, Desa Bungaiya dan Desa Menara Indah.
Masyarkat dari beberapa Desa ini yang dulunya dikenal dengan Desa Tanete sebelum melakukan pemekaran merayakn tiga hari besar Islam dalam satu tahunnya diantaranya Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha dan Maulid Nabi.
Perayaan hari kelahiran Nabi ini diperingati setiap 12 Rabiul Awal dalam tahun Hijriyah. Layaknya memperingati hari raya umat Islam lainnya perayaan Maulid Nabi juga tidak kalah meriahnya dengan perayaan Idul Fitri atau Idul Adha hanya saja pelaksanaannya dilakukan pada malam hari. Yang unik dari kebiasaan masyarakat Tanete adalah tradisi Anruntung.
Menjelang Maghrib setiap warga kampung akan membawa berbagai jenis sajian yang telah dipersiapkan dari rumah, Selain itu masyarakat juga membawa berbagai jenis panganan dan hasil kebun diantaranya Dumpi (Susuru) yakni kue tradisional dari campuran tepung beras dan gula merah yang digoreng, Ketupat, Pisang, Tebu, telur dan Te’re (kue Bannang Bannang).
Kesemua itu dipersiapkan untuk digantung didalam masjid dan akan diperebutkan ataupun dibagikan ke warga yang hadir ke Masjid mengikuti tradisi maulid selain itu ada juga yang dipersiapkan untuk Rusu’ (Sujeng). Rusu’ (Sujeng) adalah Pisang, Ketupat, Telur dan Te’re yang ditusuk dengan bambu yang yang akan ditancapkan di pohon pisang yang dipersiapkan di Masjid.
Memasuki Shalat Maghrib, Masyarakat berbondong bondong datang ke Masjid baik tua muda, laki laki dan perempuan untuk shalat berjamaah dan makan bersama hidangan yang telah dibawa ke Masjid. Sungguh pemandangan yang luar biasa dan terlihat keakraban dan siaturahmi masyarakat terjadi di Masjid. Saling berbagi dan saling mencicipi makanan antar masyarakat yang hadir dalam acara Maulid Nabi ini.
Setelah itu dilanjutkan dengan Shalat Isya secara berjamaah, selepas Isya perayaan maulid kembali beranjut, Masyarakat menggelar A’rate’ atau dikenal dengan nama Barzanji bersama didalam masjid, Barzanji Berzanji atau Barzanji ialah suatu doa-doa, puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad saw yang dilafalkan dengan suatu irama atau nada yang biasa dilantunkan ketika kelahiran, khitanan, pernikahan dan maulid Nabi Muhammad SAW.

Seluruh warga yang hadir larut dalam lantunan puja puji kepada Nabiullah Muhammad SAW, mengelilingi kaju Sipokok atau batang pisang yang diberi tangkai dari Rusu’ yang dibawa oleh Masyarakat. Setelah proses Barzanji selesai para masyarakat berlomba memperebutkan Pisang, Ketupat, Susuru yang telah digantung di Masjid. Tradisi ini dikenal dengan nama Anruntung. Setelah seruan “Homma” dari pelaku Rate’ maka masyarakat bersuka cita memperebutkan hasil hasil pertanian yang telah digantung sebelumnya.
Selain itu, Masyarakat juga memperebutkan Rusu’ (Sujeng) yang ditancapkan pada Kaju Sipoko’ (Pohon Pisang). Masyarakat percaya makanan dari Rusu’ (sujeng) ini memiliki khasiat khusus jika diberikan kepada anak anak. Selain itu Bambu yang dipakai untuk menusuk Pisang, Ketupat, dan telur akan membuat anak cepat bisa mengaji jika digunakan sebagai penunjuk huruf pada saat belajar mengaji.
Selain itu, disetiap pintu masuk rumah warga juga dipersiapkan Runtung atau Tebu, Ketupat, Pisang dan susuru yang akan diambil oleh anak anak kecil sepulang dari Masjid merayakan maulid Nabi. Tidak hanya itu perayaan maulid juga berlanjut dengan silaturahmi dan saling mengunjungi antar warga kampung maupun antar kerabat.
Dalam masyarakat Tanete dikenal juga Maulid Sapo atau perayaan maulid di Rumah yakni perayaan maulid yang dilaksanakan dirumah warga. Runtung, Kayu Sipoko’ dan Barzanji dilakukan di rumah warga tertentu yang dengaja melaksanakan hajatan Maulid nabi ini dengan ramai.

Namun seiring perjalanan waktu, Maulid Nabi tidak bisa lagi dilaksanakan secara serentak disemua Desa di Tanete karena kurangnya orang yang mempelajari Rate’ atau Barzanji. Masyarakat antar dusun harus bergiliran melaksanakan perayaan maulid Nabi ini setiap tahun dan Parate’ atau Pabarzanji akan keliling masjid untuk melakukan Barzanji sebagai salah satu syarat perayaan Maulid Nabi.

Video Anruntung dalam perayaan Maulid Nabi
*****
Foto dan Video oleh Suhenri pada perayaan maulid nabi di Desa Kayu Bauk Kecamatan Bontomatene.























