Selayarnews– Sebuah video sederhana namun sarat makna menjadi viral di media sosial. Dalam video tersebut, seorang pramugari muda tampak berpamitan kepada keluarga sebelum menjalani tugas penerbangan perdananya bersama maskapai internasional Emirates. Yang menarik, ia mengucapkan perpisahan menggunakan bahasa daerah Selayar: “Lampama’a,” yang berarti “saya pamit berangkat”.
Perempuan itu adalah Wiranti Pertiwi Bastin yang akrab disapa Wiwik, gadis asal Dusun Pa’garangang, Desa Laiyolo, Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar. Ia kini resmi menjadi pramugari Emirates setelah melalui perjuangan panjang dan tak mudah, termasuk menghadapi lebih dari 15 kali kegagalan saat mengikuti berbagai seleksi maskapai penerbangan.
Dalam unggahan video yang direkam di Bandara Dubai dan diunggah oleh sang ayah, Bastin, Wiwik—sapaan akrab Wiranti—tampak mengenakan seragam khas Emirates sambil melambaikan tangan. Ucapan “Lampama’a” yang ia sampaikan dengan logat kampung halaman membuat warganet tersentuh dan bangga. Video tersebut telah ditonton lebih dari 138 ribu kali dan ramai dibagikan di berbagai platform.
Kisah Wiwik pun menjadi sorotan bukan hanya karena keberhasilannya menembus salah satu maskapai terbaik dunia, tetapi juga karena keteguhannya dalam mengejar mimpi. Sejak 2017, ia telah mencoba peruntungan di berbagai seleksi penerimaan pramugari seperti Lion Air dan Garuda Indonesia, bahkan sempat lolos hingga tahap akhir namun gagal.
“Saya pernah merasa sangat down, rasanya tidak percaya diri lagi. Tapi keluarga terus mendukung saya untuk mencoba lagi,” ujar Wiwik dalam wawancaranya yang dikutip dari media nasional.
Ia sempat berhenti dan kembali ke kampung halamannya, namun semangatnya tak padam. Tahun 2022, ia kembali ke Bali, menyiapkan diri dengan lebih matang, hingga akhirnya lolos seleksi Emirates pada Februari 2025 dan resmi menjalani pelatihan serta tugas di Dubai.
Kisah inspiratif Wiwik menunjukkan bahwa keberhasilan bukan hanya soal kecerdasan dan penampilan, tapi juga tentang ketekunan, dukungan keluarga, serta kecintaan terhadap budaya sendiri. Dalam dirinya, Wiwik membawa identitas Selayar ke panggung dunia, dengan satu kata sederhana yang kini begitu bermakna: “Lampama’a.”
(Red)























