Selayarnews– Warga Dusun Dolak, Kenang-kenang, Desa Polebungin dan Warga Desa Kohala Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar, mengeluhkan macetnya suplai air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sejak Januari 2024 yang lalu.
Akibat kondisi tersebut, warga setempat yang selama ini sangat bergantung pada suplai air dari PDAM harus kembali ke sungai untuk mandi, atau sumur untuk memenuhi kebutuhan air sehari-harinya. Sebagian diantaranya memilih membeli air bersih dengan harga yang cukup tinggi.
“ Setiap dua atau tiga hari kami harus membeli sekitar 1 fiber air atau seharga Rp 100.000. Air ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, memasak, dan mencuci ”, kata Asram, salah seorang Warga Desa Kohala kepada Selayarnews.
Asram mengaku mendapatkan informasi bahwa penyebab gangguan karena adanya kerusakan mesin. Ia berharap agar pihak PDAM dapat segera mencari solusi atas permasalahan tersebut.
“Sebagai pelanggan PDAM kami warga berharap segera diperbaiki dan diatasi secepatnya oleh pihak PDAM. Apalagi saat ini musim hujan dan air sumur belum tentu bagus untuk digunakan,” harap Asram.
Direktur Utama PDAM Selayar Asnawi Dahlan, ST membenarkan terhentinya layanan air ke Wilayah tersebut. Menurutnya, layanan air mengalahkan gangguan karena kerusakan mesin pendorong sejak akhir Januari.
“ Saya sendiri yang mendampingi Anggota membongkar mesin dan mengantarnya ke (Service Maintenance) di Makassar pada Tanggal 25 Januari lalu. Namun perlu diketahui bahwa kondisi mesin rusak parah, beberapa onderdilnya harus dipesan di Singapura dengan harga sekitar Rp 100 juta rupiah. Itu butuh waktu 4 Minggu sejak pemesanan hingga tiba” jelas Asnawi.

Ditanya apakah, onderdil tersebut sudah dipesan atau belum. Asnawi mengaku belum tahu pasti karena hingga saat ini belum ada kabar dari pihak service.
“ Belum ada kabar, biasanya kalau sudah mau pesan itu kita diminta bayar panjar sekitar 30 Persen. Berarti kalau 100 juta sekitar 30 Juta. Besok saya telpon lagi. Yang pasti kami akan berusaha cari solusi. Uang 30 Juta itu cukup banyak bagi kami, karena kondisi keuangan Perusahaan yang kurang pemasukan. Hingga saat ini anak-anak (Pegawai PDAM) di dalam itu belum dibayar gajinya, karena kurang pemasukan” jelas Asnawi Dahlan.
Ia melanjutkan, bahwa kurangnya pendapatan PDAM disebabkan banyaknya tunggakan pembayaran air dari Pelanggan.
“ Yang pernah diberitakan dengan total tunggakan sekitar 5 Miliar itu sampai sekarang belum ada yang bayar. Justru bertambah, saya belum melihat laporan terakhir, nanti saya kirimkan rinciannya” Jelas Dirut PDAM yang pada akhir September 2023 lalu, kembali dilantik untuk masa jabatan periode keduanya. (FA/Red)