Selayarnews.com – Kembali ke daerah, Bupati Kepulauan Selayar Muh. Basli Ali langsung mengadakan pertemuan dan melakukan pembicaraan dengan salah seorang eksportir berbagai produk yang berbahan baku kelapa.
Perusahaan yang bermarkas di Jakarta serta memiliki mitra dan pabrik pengolahan di Makassar untuk salah satu produk olahan mereka, selama ini melakukan ekspor ke berbagai negara, terutama Amerika Serikat dan berbagai negara Eropa. Perusahaan ini akan melakukan ekspansi untuk meningkatkan produksi karena permintaan yang semakin tinggi untuk tujuan berbagai negara. Dari sinilah sehingga Pemerintah Daerah berupaya meyakinkan mereka agar pabrik baru mereka dibangun di Kepulauan Selayar.
Upaya pemerintah daerah ini sungguh-sungguh dilakukan sejak harga kopra anjlok. Beberapa pengusaha yang menjadikan kelapa sebagai bahan baku utama telah ditemui dan diajak untuk menggarap kelapa di Kepulauan Selayar. Pemerintah Daerah bahkan telah melakukan pertemuan dengan seluruh kabupaten penghasil kopra di Indonesia melalui Koalisi Kabupaten Penghasil Kelapa (Kopek) – dan dihadiri oleh asosiasi pengusaha kelapa internasional, karena turunnya harga kopra ini tidak saja dialami oleh Kabupaten Kepulauan Selayar, tapi juga seluruh kabupaten penghasil kelapa di seluruh Indonesia.
Tapi dari berbagai upaya ini, tidaklah serta merta berhasil menarik dunia usaha untuk menggarap kelapa Kepulauan Selayar karena hal ini berkaitan dengan investasi yang harus melalui analisa kelayakan usaha, terutama dari sisi Return of Investment (RoI).
“Tantangan bagi kita adalah bagaimana memfasilitasi mereka dari sisi kebijakan sesuai kewenangan daerah, termasuk memfasilitasi mereka dalam hal pengumpulan bahan baku sebagai dasar utama untuk berinvestasi. Sebab kondisi geografis kepulauan Selayar yang terdiri dari pulau-pulau membutuhkan upaya tambahan untuk pengumpulan dan distribusi. Untuk itu perlu kita ajukan beberapa opsi yang menguntungkan sehingga investasi mereka dianggap layak”, tutur Basli Ali.
Saat ini, pembicaraan dengan eksportir dan mitra mereka di Makassar telah memasuki pembicaraan teknis dan tahapan implementasi karena pengadaan mesin sudah dalam proses pengiriman dari Jerman ke Indonesia. Perusahaan ini memiliki kelebihan dibandingkan yang lain karena mereka memiliki pasar, teknologi dan modal, sehingga yang dibutuhkan dari semua stakeholder tinggallah jaminan ketersediaan bahan baku.
Perusahaan ini antara lain memproduksi briket untuk kebutuhan “syisya”, alat merokok yang memiliki tabung air dan pipa panjang yang awalnya hanya populer di Timur Tengah tapi kini telah mendunia. Mereka memprosuksi produk akhir (end product) di Tangerang dan Makassar dengan label sesuai negara tujuan seperti Jerman, Rusia, Turkey, Amerika Serikat, dan hampir semua negara Timur Tengah.
Dengan kapasitas mesin yang didatangkan, perusahaan ini membutuhkan bahan baku sekitar 7 juta biji kelapa perbulan. Dari kelapa biji ini, selain tempurung yang akan diolah menjadi briket sesuai standarisasi negara tujuan, daging kelapa akan dibuat coconut chips (keripik kelapa) untuk pasar Amerika Serikat. Air, sabut dan serat juga akan diproses untuk berbagai end product untuk ekspor, dan akan dilaksanakan secara bertahap.
Bupati Kepulauan Selayar berjanji memfasilitasi dan membantu sesuai kewenangan daerah agar investasi mereka betul-betul layak, termasuk menawarkan insentif karena berbagai daerah berlomba untuk menarik perusahaan ini masuk di daerah mereka.
Pembicaraan masih berlangsung mengenai model dan tehnis kerjasama serta tanggungjawab para pihak, terutama dari sisi jaminan ketersediaan dan keberlanjutan bahan baku. Bupati Kepulauan Selayar juga sudah memerintahkan Kadis Perindag dan KUMKM; Penanaman Modal, PTSP dan Tenaga Kerja; Dinas Pertanian serta Bappeda untuk membantu sesuai regulasi agar implementasi proyek ini bisa segera dimulai sehingga menjadi solusi untuk permasalahan harga kopra di daerah ini.