Selayarnews– Sekitar dua tahun yang lalu bagian utara pasar sentral Bonea Kec. Benteng Kab. Kep. Selayar, masih merupakan lahan yang digunakan oleh para penjual di pasar. Mereka mendirikan lapak dengan menggunakan uang mereka sendiri.
Melihat Kondisi tersebut, Pemerintah Kab. Kep. Selayar pun saat itu merencanakan untuk membangun gedung baru di area tersebut.
Fatmawati, salah-satu penjual di lokasi mengingat, kalau pemerintah berjanji orang yang dulu menempati daerah utara tersebut dan lapaknya terbongkar akan mendapatkan tempat di gedung yang baru. Tetapi nyatanya ada beberapa yang tak kebagian.
“Banyak, tanteku kasian ada lapaknya disini terbongkar kiosnya, tidak dapat biar di dalam (gedung utara),“Ungkap Fatmawati.
Tetapi menurut Muhammad Yasid selaku kepala UPT Pasar Sentral Bonea para penjual yang tak memiliki lapak akan diberikan tempat di dalam gedung utara ini.
Bukan cuma itu ada beberapa masalah yang Selayarnews.com temui ketika melakukan penelusuran di lokasi pada 24 Januari 2021.
Pertama walaupun gedung tersebut telah dibangun dari beberapa tahun yang lalu bagian dalam gedung terlihat masih kosong dan belum ada penjual yang berjualan. Sedangkan pada bagian luar terlihat hanya beberapa kios yang buka.
“Coba yang tidak punya kios baru dikasih itu didepan pasti berjualan semuami” Imbuhnya.
Menurutnya alasan banyak lapak yang masih tutup adalah penjual yang sudah mempunyai kios di wilayah lain di pasar malah tetap mempunyai lapak di gedung utara tersebut. Makanya ketika mengetahui di gedung utara terlihat memiliki sedikit pembeli, Para penjual enggan untuk menempati tempat tersebut.
“Pengaturan dulu itu saya akan benahi semua itu insya Allah” Ungkap Muhammad Yasid selaku Kepala UPT Pasar Sentral Bonea.
Bahkan ada penjual yang memiliki dua kios di gedung utara tersebut. Menurut Yasid harusnya satu kios hanya boleh dimiliki oleh satu orang saja. Tetapi ada yang memiliki dua sekaligus.
Alasannya satu adalah milik penjual pribadi dan yang satu lagi adalah milik kerabatnya tetapi hanya menggunakan satu atas nama. Tetapi ada juga yang memang punya dua kios dan milik pribadi.
“orang-orang berada semua itu yang dapat lebih (dari) satu kios),” Tegas Ibu Fatmawati
Sedangkan menurut Nurhayati juga salah-satu penjual di pasar, belum ditempatinya lapak karena pembeli tidak ingin masuk ke gedung tersebut kalau yang menjual cuma beberapa.Sudah ada beberapa penjual yang mencoba masuk dan berjualan di area dalam gedung utara tetapi karena tidak ada banyak yang berdagang maka mereka kembali masuk ke daerah lain di pasar bonea.
“Mungkin awalnya satu orang nanti ramaimi itu,” Jawab Pak Yasid.
Menurut salah-satu penjual yang tidak ingin disebutkan namanya, para pembeli tidak ingin mengunjungi gedung utara karena para penjual tidak serentak menempati lapak yang baru di gedung utara padahal banyak dari sudah memiliki tempat di gedung utara.
“Tidak tegas kepala pasar, selalu mengatakan sabar dan menunggu,” Ungkap Daeng Baho salah-satu penjual.
Daeng Baho juga mengatakan kalau kios yang ia tempati di gedung Utara ini tidak dialiri oleh listrik. Tetapi menurut Pak Yasid hanya dimatikan sementara karena sedang ada pengerjaan.
Yasid juga mengatakan kalau nantinya orang yang ada di pasar TPI juga akan dialokasikan ke Pasar Bonea agar nantinya para pembeli menjadi semakin ramai termasuk pada gedung utara ini.
Para penjual ikan seperti Andi Rosdiyana dan Sule juga mengatakan tidak mau menempati gedung utara karena desain dari lapak yang memiliki sekat.
Hal tersebut membuat jarak pandang pelanggan menjadi terbatas ketika ingin membeli ikan tidak seperti lapak yang sekarang mereka gunakan dimana para pembeli bisa melihat bahkan dari jauh barang dagangan ataupun penjual langganan mereka.
“Belumpi masuk, belumpi najalani, itu juga (sekat) bukan kita yang desain,” kata Pak Yasid.
Karena gedung utara tidak berfungsi secara maksimal membuat tempat tersebut malah menjadi gedung kosong yang tak terpakai kecuali pada bagian depan dimana sudah ada beberapa kios yang buka dan berjualan. Bagian dalam gedung terlihat kotor, penuh dengan debu, jaring laba-laba dan sampah.
Bahkan terlihat kalau bagian dalam digunakan sebagai tempat parkir beberapa orang karena tidak ada juga yang berjualan.Tembok pada gedung juga terliat retak-retak tetapi tak dapat direnovasi karena menurut kepala pasar gedung ini belum lama berdiri.
Bukan cuma itu saluran air di dalam gedung juga mengalami kebocoran tetapi dengan iktikad baik dari Pak Yasid, menggunakan uang pribadinya untuk memperbaiki saluran air ini. Tetapi sekarang masih dalam tahap perbaikan.
Terakhir menurut salah-satu penjual yang tak ingin disebutkan namanya ada salah-satu pegawai UPT Pasar Bonea yang datang dan menjanjikan kios kepada dirinya tetapi dengan membayar uang hingga 300 ribu rupiah. Tetapi penjual tersebut tidak ingin membayar dan memilih mencari lapak lain saja. Padahal menurut Pak Yasid yang wajib dibayar penjual hanyalah biaya retribusi setiap hari yaitu 1.350 rupiah atau 2.250 rupiah tergantung jenis lapak.
Menurut penjual tersebut aksi dari oknum pegawai ini terjadi sebelum Pak Yasid menjabat sebagai kepala pasar sentral Bonea.
“ itumi yang saya tegaskan, itu yang paling saya cari yang begitu. Kalau saya dapat saya panggil. Saya saja tidak mau kasian itu penjual, Itu juga yang bagian penertiban sudah saya panggil itu nabilang tidak adaji pak menurut dia tapi tidak taumi dia bohong atau bagaimana” Imbuh Pak Yasid.
Menurut penjual yang tak ingin disebutkan namanya itu, oknum pegawai tersebut masih bekerja di hingga saat ini di UPT Pasar Sentral Bonea.
(Laporan : Andi Al Fath)























