Selayarnews– Ketua Forum Peduli Selayar Arsyil Ihsan mendukung rencana Pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pertalite dan solar. Menurutnya, murah tapi tidak tersedia serta menjadi bahan permainan cukong BBM justru semakin menyengsarakan masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Arsyil Ihsan Minggu 28/08) sesaat setelah membantu menyiapkan Solar untuk Bahan Bakar KM Banawa Nusantara yang akan membantu melakukan pencarian Korban hanyut di Perairan Selayar.
Menurut Arsyil, khusus di Kabupaten Kepulauan Selayar, sebenarnya sudah lama harga yang tidak adil dirasakan Masyarakat.
” Di POM Bensin harga BBM bersubsidi ini benar harga sesuai HET Pemerintah, tapi selalu habis atau harus antri lama. Pertalite misalnya, kan selalu habis kita hanya temukan di Pengecer dengan harga 12-15 ribu. Kan lebih parah itu, yang untung para cukong. Jadi lebih baik dinaikkan tetapi tersedia dan lancar” kata Arsyil.
Terlepas dari itu, Arsyil juga menyampaikan bahwa BBM Bersubsidi ini sudah lama membebani Pemerintah dan faktanya justru menguntungkan kalangan atas.
“Kan sudah dijelaskan pemerintah, jika tidak naik ini akan sangat membebani APBN hingga 500 Triliun lebih. Kalau itu digunakan untuk membangun, berapa banyak yang bisa dibangun, beraapa warga yang bisa terbantu” jelasnya.
Arsyil yang juga adalah Ketua Jurnalis Online Indonesia (Join) kepulauan Selayar menjelaskan bahwa, masalah BBM ini sudah lama diadvokasi oleh dirinya dan rekan-rekan aktivis. Justru BBM bersubsidi ini menurutnya menjadi objek spekulasi oknum yang ingin mencari keuntungan dari beban subsidi BBM.
Meskipun demikian, lanjut Arsyil ia tak menampik kenaikan harga BBM akan memiliki efek domino yang akan berimbas ke Masyarakat kecil, khususnya kenaikan harga bahan pokok dan kebutuhan lainnya. Untuk itu ia tetap berharap kebijakan kenaikan BBM diikuti dengan program pemberdayaan dan pengurangan beban Masyarakat.
” Saya tetap berharap agar ada Bantuan bagi yag terdampak khususnya.Masyarakat kecil. Kalau bisa Subsidi BBM ini dialihkan untuk memberikan Jaminan Kesehatan Gratis oleh Pemerintah melalui Program BPJS, atau kebijakan lain yang berpihak kepada rakyat” tutup Arsyil.
Untuk diketahui, dilansir akun Instagram resmi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) @KemenkeuRI, Sabtu (27/8/2022) disebutkan bahwa subsidi yang dibayarkan pemerintah lebih banyak untuk BBM yang biasa dipakai.
Adapun harga bahan bakar terkini, pertama, solar seharusnya memiliki harga Rp 13.950 per liter, namun harga yang dijual ecer menjadi Rp 5.150 per liter. Harga ini memiliki selisih sebesar Rp 8.800 dengan subsidi 63,1 persen.
Pertalite, seharusnya memiliki harga Rp 14.450 per liter, namun harga yang dijual ecer menjadi Rp 7.650 per liter. Harga ini memiliki selisih sebesar Rp 6.800 dengan subsidi 47,1 persen.
Pemerintah sudah melakukan penyesuaian anggaran Subsidi dan Kompensasi BBM dari awalnya Rp 152,5 triliun kemudian naik menjadi Rp 502,4 triliun yang mengacu pada Perpres 98/2022. Angka ini dinilai cukup tinggi, jika kebijakan subsidi ini tidak diubah, anggaran bisa semakin bengkak menjadi Rp 698 triliun. (Red)