Selayarnews.com – Tidak banyak warga masyarakat selayar khususnya yang telah merantau di luar selayar, mengetahui sejarah Hari Jadi Selayar. Penentuan Hari jadi Selayar ternyata melalui berbagai upaya penggalian gagasan Hari Jadi Selayar. Seperti kita ketahui bersama Hari Jadi Selayar ditetapkan pada tanggal 29 November 1605. Upaya perumusan Hari Jadi Selayar ini dimulai sejak bulan Oktober 1992 melalui Sarasehan ” Sidemporang Ada’ ” yang digelar oleh generasi muda / Organisasi Pemuda Yang diprakarsai oleh DPD II KNPI bekerjasama dengan Pemda TK. II Selayar. Namun hasil sarasehan mi belum ditindak lanjuti sampai memperoleh dasar hukum menurut peraturan yang berlaku.
Dari sela – sela kesibukan melaksanakan tugas dan tanggung jawab Bupati Kepala Daerah Tingkat II Selayar Bapak Drs. H. M. Akib Patta, upaya dan gagasan ini kemudian diangkat dan dikomunikasikan kembali kepada semua pihak dan dalam waktu singkat menjadi opini masyarakat yang mendorong Bupati Kepala Daerah Tingkat II Selayar untuk segera membentuk kepanitiaan sekaligus kerangka acuan pertemuan Daerah Perumusan Hari Jadi Selayar.
Pertemuan daerah ini kemudian berhasil dilaksanakan pada tanggal 22 & 23 Nopember Tahun 1996 dengan dihadiri sekitar 300 peserta dari unsur Pemerintah Daerah, Tokoh Agama dan Masyarakat, Pimpinan Organisasi massa, Profesi, Wanita dan Organisasi Kepemudaan, serta sejumlah Pejabat dan Tokoh Masyarakat Selayar di luar daerah seperti di Jakarta, Batam, Surabaya, Palu, Kendari, Ujung pandang dan daerah lainnya.
Setelah mendengarkan sambutan dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II Selayar dan sambutan dari Bapak Gubernur Kepala Daerah Tingkat I sulawesi Selatan. Serta menyimak 5 buah makalah yang disampaikan para ahli dibidangnya masing – masing serta masukan – masukan dari peserta, maka pertemuan daerah mengadakan diskusi berat dan dinamis dalam suasana kekeluargaan yang melahirkan kesepakatan untuk menunjuk 41 orang peserta yang akan melaksanakan Urung Rembuk.
Para peserta Urung Rembuk kembali mengadakan diskusi panjang dalam forum terbatas ini dengan mengeluarkan semua pertimbangan, sasaran, alasan, dan argumentasi yang mendukung pendapat masing-masing. Akhirnya disepakati bahwa Hari Jadi Selayar jatuh pada tanggal 29 November 1605. Selain itu juga disepakati Motto Kabupaten Selayar “Mapan Mandiri”, Mars Kabupaten selayar “Selayar Mapan Mandiri”, Organisasi Kerukunan Masyarakat Selayar diluar Daerah bernama Permas dan Yayasan Keluarga Besar Selayar.
Mapan Mandiri, merupakan singkatan sebuah akronim yang berbunyi “Menata Arah Masa Depan Masyarakat Adil dan Makmur di Bawah Ridha Ilahi’, sedang Mars “Selayar Mapan Mandiri” merupakan ekspresi semangat, dinamika persatuan dan kesatuan Masyarakat dalam membangun daerahnya. Adapun ‘Permas yang merupakan singkatan dan “Persatuan Masyarakat Selayar” berpusat di Ujung Pandang, sedang YKBS sebagai singkatan dan “Yayasan Keluarga Besar Selayar” berpusat di Jakarta dengan cabang-cabang yang diharapkan berdiri disetiap Daerah Tingkat I dan Dati II di seluruh Indonesia.
Kesemuanya ini merupakan kejadian puncak yang bernilai sejarah yang amat tinggi bagi masyarakat Selayar.
Kesepakatan tentang Hari Jadi Selayar, Motto Daerah dan Mars Kabupaten Selayan ini dituangkan dalan Peraturan Daertah Kabupaten Dati II Selayar Nomor :3 Tahun 1996 yang menetapkan tanggal 29 November 1605 sebagai Hari Jadi Selayar.
Penetapan tanggal 29 November disepakati oleh karena pada tanggal 29 November 1945 tercatat sebagai saat pelucutan Kolonial Belanda dan mengambil alih Kantor Pemerintah Belanda (19 Hari setelah Insiden Hotel Yamato di Surabaya) pukul 06.45 sekumpulan pemuda dari beberapa kelompok dengan jumlah sekitar 200 orang yang dipimpin oleh seorang pemuda bekas Heiho bernama Rauf Rahman memasuki kantor polisi kolonial (sekarang kantor PD. Berdikari). Para pemuda ini mengambil alih kekuasaan dari tangan Belanda.
Saat itulah Bendera Merah Putih dikibarkan di Bumi Tanah Doang Selayar. Pada waktu itu pula para Pemuda Pejuang menyatakan berdirinya secara De Facto Negara Republik Indonesia di Selayar.
Sedangkan penetapan tahun 1605 sebagai Tahun Jadi Selayar adalah kisaran yang merujuk pada data dan fakta sejarah mulai bangkitnya kesadaran masyarakat selayar, istilah Bupati Selayar yang saat itu dijabat Drs. H.M. Akib Patta bahwa  kesadaran berselayar secara utuh dan bersatu padu sebagai umat beragama sesuai Falsafah Negara Pancasila.
Tahun 1605 adalah awal masuknya Agama Islam di Kabupaten Kepulauan Selayar yang dibawa oleh Datuk Ribandang, yang ditandai dengan masuk Islamnya Raja Gantarang (Sekarang bernama Gantarang lala Bata), Pangali Patta Radja, yang kemudian bernama Sultan Alauddin, pemberian Datuk Ribandang.(Rs)