Selayarnews – Sindikasi Pemilu dan Demokrasi, salah satu lembaga peneliti kepemiluan dan demokrasi dari Jakarta, melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) sebagai bagian dari studi untuk menelusuri dinamika partisipasi pemilih dalam Pilkada Serentak 2024 di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Dierra Cafe & Resto Benteng, dipandu langsung oleh peneliti Sindikasi Pemilu dan Demokrasi, Putra Satria, pada Jumat (11/4).
FGD yang berfokus pada evaluasi Pilkada Serentak 2024 ini juga dihadiri oleh Ketua dan Anggota KPU Kepulauan Selayar, LO (Liaison Officer) pasangan calon Pilkada Serentak 2024, perwakilan akademisi, penyelenggara ad hoc PPK, dan media.
Dalam sambutannya, Ketua KPU Andi Dewantara mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Sindikasi Pemilu dan Demokrasi akan membuat buku tentang dinamika partisipasi pemilih dalam gelaran Pilkada 2024 di Kabupaten Kepulauan Selayar.
“Buku ini akan mengungkap fakta-fakta dan menjadi bahan evaluasi penyelenggaraan pemilihan di masa mendatang, khususnya untuk meningkatkan angka partisipasi pemilih,” tutur Dewantara.
Putra Satria, pada kesempatan yang sama, menjelaskan bahwa studi ini menggunakan paradigma multidimensional yang dibagi menjadi tiga varian utama untuk membaca kompleksitas partisipasi pemilih di Kabupaten Kepulauan Selayar pada Pilkada Serentak 2024.

“Pertama, formalis-elitis, paradigma yang berorientasi pada aturan formal dan kelembagaan dalam memengaruhi partisipasi pemilih. Kedua, pluralis-kompromis, paradigma yang mengakomodasi berbagai kepentingan melalui kompromi dan negosiasi antarkelompok masyarakat. Ketiga, sosiokultural, paradigma yang berakar pada nilai-nilai sosial dan budaya lokal, di mana norma dan tradisi memainkan peran penting dalam proses Pilkada,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa Sindikasi Pemilu dan Demokrasi akan fokus pada kompleksitas partisipasi pemilih di Kabupaten Kepulauan Selayar pada Pilkada Serentak 2024, dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi, mempelajari karakteristik pemilih, serta mengidentifikasi praktik baik, strategi, inovasi, dan hambatan sosialisasi.
Diskusi semakin menarik ketika mengamati fakta bahwa meskipun terjadi pertambahan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) menjadi 101.568 pemilih, angka partisipasi pemilih justru menurun menjadi 78,94%.
“Ini menarik untuk dibahas karena pada Pilkada sebelumnya, yaitu 2020, yang digelar di masa COVID-19, angka partisipasi pemilu mencapai 82,96%. Justru dalam Pilkada Serentak 2024 ini turun sekitar 4%,” tuturnya.
Dalam pelaksanaan FGD tersebut, terungkap beberapa faktor yang kemungkinan besar memengaruhi penurunan tingkat partisipasi pemilih, antara lain:
- Validitas data DPT
- Aksesibilitas ke TPS
- Kebosanan akibat penyelenggaraan pemilihan yang beruntun
- Sosialisasi pemilih
- Praktik politik transaksional
- Kepercayaan publik terhadap pasangan calon
- Faktor struktural maupun nonstruktual
Rencananya, hasil FGD dan penelitian ini akan dibukukan dan diluncurkan oleh KPU Kepulauan Selayar.
(Red)