Selayarnews– Krisis es balok yang mengancam usaha perikanan di Selayar akibat kerusakan atau tidak beroperasinya sejumlah Pabrik Es yang ada di Kepulauan Selayar, mendapatkan perhatian khusus dari Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulsel, Andi Mei Agung, S.S.TP.i, M.Si.
Kepada Selayarnews, Putra daerah Selayar yang saat ini berkiprah di Pemprov Sulsel ini menawarkan beberapa solusi. Andi Agung menyebut solusi pertama adalah agar Pemkab Selayar secepatnya menyerahkan semua aset yang ada di dalam Kawasan PPI Bonehalang supaya tanggung jawab sudah di Provinsi.
” karena secara aturan sudah bukan kewenangan Kabupaten lagi, sehingga jika diusulkan oleh Kabupaten untuk perbaikan atau update aset yang ada di PPI itu akan jadi temuan. Pengelolaan PPI sudah kewenangan Provinsi, dan sebelumnya sudah ada Berita Acara penyerahan dari Bupati ke Gubernur tapi hanya sebagian, tidak semua sehingga kita mau benahi semua aset agak susah” kata Andi Agung, Rabu (15/03).
Solusi selanjutnya Andi Mei Agung, menawarkan program Cold storage mini, yang saat ini sementara diprogramkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulsel.
” Untuk Masalah es balok, ini tahun sudah ada inovasi kita buat untuk para nelayan di pulau, kapal 10 GT ke bawa dengan memakai cold storage mini” tambahnya.
Dijelaskan bahwa, Mayoritas Nelayan Tradisional menggunakan kapal kecil dengan kapasitas 5 GT dan kapasitas palka ikan 1000 kg. Selama nelayan menangkap ikan, Ikan tangkapan disimpan dalam palka dengan menggunakan Es Balok.
Namun, Kendalanya dengan Es balok tersebut hanya bertahan 3 hari, sehingga hasil tangkapan ikan hanya memenuhi 300 kg, setelah itu nelayan harus pulang untuk menjual hasil tangkapan tersebut sebelum kualitas ikan menurun dan tidak layak konsumsi. Selain itu nelayan membutuhkan operasional tambahan yaitu berupa es balok yang susah didapatkan didaerah pesisir.
“ Dari masalah nelayan tradisional kecil saat ini, maka Nelayan memerlukan kapal dengan cold storage pada palka, sehingga nelayan tidak perlu Kembali ikan memenuhi kapasitas palka, dapat menjaga kualitas ikan, menghemat pengeluaran nelayan dari pembeliaan es. Pembelian Es setiap bulan bisa mencapai Rp. 6.000.000 / Bulan. Sedangkan jika menggunakan cold storage dengan 3 sumber energi yaitu putaran mesin kapal, genset, serta solar cell, maka dapat diasumsikan pengeluaran hanya memakan 15-20 dari operasional saat ini. ” Ungkap Agung.
Ia berharap, untuk hal ini DisKP Kepulauan Selayar dapat segera berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sulsel untuk mendapatkan solusi yang lebih tepat khususnya bagi Nelayan dan para pelaku usaha perikanan di Kepulauan Selayar.
Terpisah, menanggapi masukan Kabid Perikanan Tangkap DKP Sulsel tersebut, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Selayar Andriani Gusram mengatakan akan segera berkoordinasi.
” Begini saja Bu, Saya akan koordinasi lebih lanjut ke DKP Propinsi terkait P3D (Personel, Pembiayaan Sarana dan Prasarana dan Dokumen” red) ” jawabnya singkat, (14/03)(Red/Rr)