Selayarnews.com – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kepulauan Selayar melakukan bimbingan teknis (Bimtek) pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada tanaman padi di Aula Balai Penyuluhan Pertanian Desa Laiyolo Kecamatan Bontosikuyu (19/10/3019). Bimtek ini dibuka oleh Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan KP Muzakkir Muin, SP.
Selain di Desa Laiyolo, sebelumya bimtek yang sama dilaksanakan di Desa Mare-Mare Kecamatan Bontomanai. Sesuai agenda, bimtek itu juga akan dilaksanakan di Desa Ujung Kecamatan Pasimasunggu Timur 22 Oktober mendatang.
Dalam bimtek tersebut menghadirkan tenaga ahli Yayasan Mandoti Abdul Gaffar SP. M.M, Fungsional Ahli UPT Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Agus Susianto SP, serta Kepala Seksi Tanaman Pangan Nyi R Widaningsih SP, Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Andi Irmawati SP, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Bontosikuyu Serta Para Penyuluh yang wilayah kerjanya memiliki cetak sawah dan para petani yang mengusahakan komoditi Padi.
“Bimbingan Teknis ini merupakan bimbingan yang mengarah ke pertanian organik yaitu bagaimana melakukan pengendalian hama khususnya di tanaman padi dengan menggunakan pertimbangan ambang ekonomi,” kata Muzakkir Muin.
Muzakkir berharap dengan pelaksanaan bimtek ini petani dapat membedakan antara hama dan serangga serta musuh alami tanaman.
“Saya juga mengharapkan agar petani dapat menerapkan prinsip pengendalian hama terpadu yaitu budi daya tanaman sehat, pengamatan mingguan dan pelestarian musuh alami. Apabila tiga prinsip ini sudah bisa diterapkan, maka secara tidak langsung petani akan menjadi ahli organisme pengganggu tumbuhan minimal di lahan sawahnya sendiri,” terang Muzakkir.
Sementara menurut Fungsional Ahli UPT Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Agus Susianto, SP., mengutarakan kondisi Selayar masih sangat baik untuk di pertahankan dalam rangka pengendalian hama ramah lingkungan. Menurut dia hama penyakit yang ada di Selayar adalah karena cara budi daya pertanian saat ini yang mungkin terpengaruh dari Jawa atau daratan Pulau Sulawesi sehingga penggunaan pupuk dan racun mulai beredar di banyak tempat.
Kendati demikian Agus masih yakin bahwa kondisi pertanian di Selayar saat ini masih sangat mungkin untuk diarahkan menjadi pertanian ramah lingkungan atau pun pertanian organik.
“Sumber bahan organik sangat banyak hanya saja memang perlu bantuan sarana dan prasarana untuk bagaimana mengolah bahan-bahan baku yang melimpah di sini menjadi kompos dan semacamnya, bagaiamana membantu petani untuk membuat pupuk organik lebih banyak,” ucapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kadis Pertanian dan KP. Ir. Ismail mengemukakan dengan adanya bimtek pengendalian OPT ini diharapkan penggunaan pestisida bisa dibatasi dan penggunaan pupuk organik di tingkatkan. “Dan salah satu upaya untuk menangani serangan OPT yaitu dengan melakukan penanaman secara serempak,” tutup Ir. Ismail. (ADE)