Selayarnews– Sebagai komunitas yang fokus dengan pendidikan dan literasi, Rumah Baca Saku turut andil dalam menyukseskan diskusi budaya dan cerita rakyat yang dilaksanakan oleh salah satu lembaga seni asal Yogyakarta, Indonesia visual art archive, di Kantor Lurah Putabangun Rabu, (22/02).
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi edukasikebudayaan kepada anak muda, khususnya di Kabupaten Kepulauan Selayar. Agar memiliki kemauan untuk mengidentifikasi, menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada.
Rahmat Kaizar selaku sekretaris komunitas rumah baca saku mengaku sangat antusias dan berterima kasih atas kehadiran Indonesian Visual Art yang memberikan contoh dan motivasi kecintaan terhadap budaya.
“Kami sangat berterima kasih kepada peneliti dari jogja ini. Mereka jauh-jauh meneliti kebudayaan daerah selayar. Anak muda seperti kita sekarang menganggap budaya adalah hal yang sangat kuno dan tidak eksis. Dari kegiatan ini pula kita sadar bahwa banyak sekali budaya selayar yang hampir kita lupakan. Padahal, budayalah peluru untuk berkembangnya daerah.” kata Rahmat.
Ia menilai salah satu Persoalan saat ini, karena kurangnya akses informasi ke budaya tersebut.
” Orang tua kadang menganggap budaya yang sakral tersebut tidak untuk komsumsi anak muda. Ditambah lagi kurangnya buku-buku atau tulisan sejarah daerah kita, Harusnya sejarah terus disambung oleh regenerasi khususnya sejarah daerah” tutup Rahmat di Pelataran kantor lurah Putabangun(22/02/23)
Sementara itu Lurah Putabangun Achmad Raisal, berharap agar penelitian yang telah dilakukan tersebut dapat dilanjutkan karena menurutnya masih banyak kekayaan budaya yang perlu didalami.
” masih banyak yang perlu diteliti dan diulas di kepulauan Selayar ini, melihat sejarah kita yang cukup banyak namun kita hanya mengetahui hanya kulit-kulitnya saja. jadi ini adalah terobosan baru bagi kami, mendatangkan tim peneliti atau lembaga Seni yang bertujuan untuk meneliti, mendokumentasi dan mengarsipkan sejarah kebudayaan Selayar.” tandasnya.
Ia berharap agar anak-anak di generasi yang akan datang bisa menjadi pewaris budayanya sendiri. (Rr)