Selayarnews– Konflik antar negara Rusia dan Ukraina menjadi perbincangan hangat di lini masa, sejak Rusia melakukan serangan militer terhadap Ukraina. Hal tersebut dinilai akan memicu perang global, bila Organisasi Pertahanan Militer Atlantik Utara (NATO) turut terlibat.
Dosen Hubungan Internasional, Universitas Hasanuddin (Unhas), Agussalim Burhanuddin, SIP., MIRAP mengatakan apabila NATO mulai terlibat, maka akan memicu terjadinya perang nuklir.
“Dampak paling buruk apabila terdesak ialah konflik global. Bisa saja memancing keterlibatan NATO dan Rusia. Jika perang nuklir terjadi, maka kita di Indonesia juga akan terkena imbasnya. Bisa-bisa kiamat dunia,” kata Agussalim Burhanuddin, Kamis (24/2).
Lulusan Universitas Queensland, Australia ini juga membeberkan bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung lama, diawali pada Tahun 2014 dalam tragedi aneksasi krimea, saat Rusia membantu pemberontakan wilayah timur Ukraina, yang merupakan daerah pemberontakan atas pemerintah Ukraina.
“Saya yakin sebenarnya Rusia telah mengirimkan tentaranya untuk membantu pemberontakan itu. Namun baru kemarin secara besar-besaran militer Rusia mulai memasuki wilayah timur Ukraina,” ungkap Agussalim.
Menurut Agussalim, konflik antara Rusia dan Ukraina begitu rumit. Pasalnya kedua negara tersebut sama-sama merasa terancam.
“Ukraina terancam karena invasi militer Rusia yang sedang dilakukan, begitupun sebaliknya. Rusia terancam akibat krisis politik panjang yang dialami pada Tahun 2012, ada indikasi Ukraina akan bergabung dengan NATO, yang membuat Rusia merasa tidak aman, karena Rusia berbatasan langsung dengan Ukraina,” bebernya.
Agussalim menambahkan posisi kedua negara yang tengah berkonflik, sama-sama sulit. Kedua negara saling mengambil tindakan untuk mengamankan diri.
“Posisinya sama-sama sulit. Namun yang paling sulit sekarang itu Ukraina, dilihat dari perbandingan militer berada jauh dibawah Rusia,” imbuhnya.
Untuk diketahui, serangan militer Rusia terhadap Ukraina menuai kecaman dari pemimpin dunia, terutama negara sekutu Ukraina.
Dewan keamanan PBB telah mendesak Presiden Rusia, Vladmir Putin untuk segera mengehentikan serangan atas nama kemanusiaan. (AJ).























