Selayarnews.com – Pelarangan pedagang kaki lima berjualan diatas Kapal Fery Lestari Maju yang menimbulkan protes keras dari para pedagan kaki lima. Aksi penutupan akses naik diatas fery yang sempat dilakukan oleh para pedagang sehingga mengakibatkan keterlambatan dari jadwal pemberangakatan.
Adanya pelarangan ini membuat pengurus Ikatan Kerukunan Mahasiswa Tanete (IKMAT) angkat bicara. Andi Ansar Selaku ketua Ikatan Kerukunan Mahasiswa Tanete mengecam keras tindakan yang dilakukan pihak KM.Lestari Maju,
“Tindakan yang dilakukan pihak Lestari Maju adalah langkah mematikan mata pencaharian pedagang kaki lima yang ada dipelabuhan Pamatata, ada sekitar 40 keluarga yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan di Pelabuhan Pamatata. Jelas tindakan ini adalah tindakan tidak manusiawi” Ujar Andi Ansar.
“Kami meminta pihak Lestari Maju bisa lebih bijaksana dalam melihat persoalan ini. Pemerintah juga harus jeli menjadi penengah antara pihak pengusaha kapal dengan masyarakat. Kita harus melihat akar persoalan ini dari kenapa pedagang berjualan diatas kapal. Realitas dilapangan adalah ketika mereka tertib berjualan diterminal maka dagangan mereka tidak akan laku karena mobil penumpang tidak ada yang berhenti diterminal sehingga kesempatan kepada penumpang untuk berbelanja tidak ada. Harusnya pemerintah mengeluarkan regulasi dan melindungi keberlangsungan mata pencaharian penduduk lokal. Pemerintah harus hadir menjadi solusi demi tidak terjadinya konflik horisontal dimasyarakat” Tambah Mahasiswa Teknik Unismuh ini.
“Kami warning pihak lestari maju untuk lebih manusiawi dalam menerapkan regulasi dan segera mencabut aturan pelarangan berjualan diatas kapal. Jika tetap memberlakukan pelarangan maka kami meminta pihak lestari Maju untuk angkat kaki dari pelabuhan Pamatata karena kami anggap kehadirannya hanya mematikan usaha masyarakat lokal” tutupnya.
Meski permasalahan ini telah dimediasi pihak DANDIM 1415 Kepulauan selayar namun tetap dianggap merugikan penduduk lokal. (Da)